Sabtu, 31 Desember 2016

PENGEMBANGAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK

PENGEMBANGAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK

A.    Pengembangan Konsep diri dan Harga Diri Peserta Didik
Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakianan tentang diri sendiri. Sedangkan Pemily (1986), mendefinisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.
1.      Konsep Diri dan Harga Diri
Konsep diri adalah bagaimana cara pandang individu dalam menghadapi pembelajaran disekolah. Dengan hal itu maka konsep diri sangat mempengaruhi dalam evaluasi hasil belajar. Para ahli pun berbeda pendapat dalam menetapkan dimensi-dimensi konsep diri. Namun, secara umum para ahli menyebutkan 3 dimensi diri, meskipun menggunakan istilah yang berbeda. Calhoun dan Acocella (1990), misalnya, menyebutkan 3 dimensi utama dari konsep diri berikut ini:
a.       Pengetahuan
Dimensi pengetahuan (kognitif) dari konsep diri mencangkup segala sesuatu yang kita pikirkan tentang diri kita sebagai pribadi.
b.      Harapan
Harapan atau cita-cita juga akan membangkitkan kekuatan yang mendorong kita menuju masa depan dan akan membantu aktivitas kita dalam perjalanan hidup kita.
c.       Penilaian
dimensi ketiga konsep diri adalah peneilaian kita terhadap diri sendiri.
2.      Konsep Diri dalam Prestasi Belajar
Sejumlah ahli psikologi dan pendidikan berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat. Walsh (1982), juga menunjukan bahwa siswa-siswi mempunyai konsep yang negative, serta memperlihatkan beberapa karakterisktik kepribadian, 1) mempunyai perasaan dikritik, ditolak dan di isolir, 2) melakukan mekanisme pertahanan diri dengan menghindar, 3) tidak mampu mengekspresikan perasaan dan perilakunya.

B.     Karakteristik Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik
Anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru atau negative, ditambah dengan lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya berharga, sehingga perkembangan konsep diri yang positif.
1.      Karakteristik Konsep Diri Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Santrock (1995), perubahan-perubahan konsep diri anak selama tahun-tahun sekolah dasar dapat dilihat sekurang-kurangnya dari tiga karakteristik konsep diri berikut:
a.       Karakteristik internal. Berbeda dengan anak-anak prasekolah, anak usia sekolah dasar lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal dirinya melalui karakteristik eksternal.
b.      Karakteristik aspek sosial, selama tahun-tahun sekokah dasar, aspek sosial dari pemahaman dirinya juga meningkat dalam suatu investigasi.
c.       Karakteristik perbandingan sosial. Pemahaman diri anak-anak usia sekolah dasar juga mengacu pada perbandingan sosial.
2.      Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
Santrock (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik penting perkembangan konsep diri pada masa remaja, yaitu sebagai berikut:
a.       Gambaran tentang konsep diri yang abstrak
b.      Konsep diri remaja bisa menjadi semakin terdiferensiasi
c.       Remaja mendefernsiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan dalam konteks yang berbeda-beda
d.      Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya memunculkan flukturasi diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan.
e.       Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan antara diri yang nyata dengan diri yang ideal.
C.     Implikasi Perkembangan Konsep Diri terhadap Pendidikan
Berikut ini beberapa stategi yang mungkin dilakukan guru dalam mengembangkan dan meningkatkan konsep diri peserta didik:
1.      Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru.
2.      Membuat siswa merasa bertanggung jawab
3.      Membuat siswa merasa mampu
4.      Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis
5.      Membantu siswa menilai diri mereka secara realistis
6.      Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis
Dalam pembicaraan mengenai karakteristik individu peserta didik ini, ada tiga hak berikut yang perlu diperhatikan:
a.       Karakteristik yang berkenanan dengan kemampuan awal seperti kemempuan intelektual, kemempuan berfikir dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor
b.      Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosio-kultural
c.       Karakteristik yang berkenanan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain
D.    Karateristik Belajar Anak Usia Sekolah Dasar
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut, anak mulai menunjukan perilaku belajar sebagai berikut: 1) mulai memandangdunia secara objektif, berdasar dari satu aspek situasi keaspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak. 2) mulai berfikir secara operasional. 3) mempergunakan cara berfikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda. 4) membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan. 5) memahami konsep subtsansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu sebagai berikut:
1.      Konkret
Konkret mengandung makna proses belajar beranjank dari hal-hal yang konkret, yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2.      Integrative
Pada tahap usia sekolah dasar, anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan.
3.      Hierarkis
Cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
            Adapun karakteristik pebelajaran yang perlu dilakukan terhadap anak-anak tersebut dengan menggunakan hal berikut:
a.       Belajar dan Pembelajaran Bermakna
b.      Pembelajaran Tematik
            Ada delapan belas (18) kiat atau cara yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1.      Gunakan metode dan kegiatan yang bervariasi
2.      Jadikan siswa peserta aktif
3.      Buatlaj tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
4.      Ciptakan suasana kelas yang kondusif
5.      Berikan tugas secara proporsional
6.      Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil
7.      Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
8.      Hindari kompetisi antarpribadi
9.      Berikan masukan
10.  Hargai kesuksesan dan keteladanan
11.  Antusias dalam mengajar
12.  Tentukan standar yang tinggi bagi seluruh siswa
13.  Pemberian penghargaan untuk memotivasi
14.  Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
15.  Kenali minat siswa-siswa
16.  Peduli dengan siswa-siswa
17.  Hindari penggunaan ancaman
18.  Hindari komentar buruk


Tidak ada komentar:

Posting Komentar