PENGEMBANGAN
KONSEP DIRI PESERTA DIDIK
A. Pengembangan
Konsep diri dan Harga Diri Peserta Didik
Menurut
Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakianan tentang
diri sendiri. Sedangkan Pemily (1986), mendefinisikan konsep diri sebagai sistem
yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang
dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang
unik dari individu tersebut.
1. Konsep
Diri dan Harga Diri
Konsep
diri adalah bagaimana cara pandang individu dalam menghadapi pembelajaran
disekolah. Dengan hal itu maka konsep diri sangat mempengaruhi dalam evaluasi
hasil belajar. Para ahli pun berbeda pendapat dalam menetapkan dimensi-dimensi
konsep diri. Namun, secara umum para ahli menyebutkan 3 dimensi diri, meskipun
menggunakan istilah yang berbeda. Calhoun dan Acocella (1990), misalnya,
menyebutkan 3 dimensi utama dari konsep diri berikut ini:
a. Pengetahuan
Dimensi pengetahuan
(kognitif) dari konsep diri mencangkup segala sesuatu yang kita pikirkan tentang
diri kita sebagai pribadi.
b. Harapan
Harapan atau cita-cita
juga akan membangkitkan kekuatan yang mendorong kita menuju masa depan dan akan
membantu aktivitas kita dalam perjalanan hidup kita.
c. Penilaian
dimensi ketiga konsep
diri adalah peneilaian kita terhadap diri sendiri.
2. Konsep
Diri dalam Prestasi Belajar
Sejumlah
ahli psikologi dan pendidikan berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi
belajar mempunyai hubungan yang erat. Walsh (1982), juga menunjukan bahwa
siswa-siswi mempunyai konsep yang negative, serta memperlihatkan beberapa
karakterisktik kepribadian, 1) mempunyai perasaan dikritik, ditolak dan di
isolir, 2) melakukan mekanisme pertahanan diri dengan menghindar, 3) tidak
mampu mengekspresikan perasaan dan perilakunya.
B. Karakteristik
Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik
Anak
yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru atau negative, ditambah
dengan lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang
negatif. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan
merasa dirinya berharga, sehingga perkembangan konsep diri yang positif.
1. Karakteristik
Konsep Diri Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut
Santrock (1995), perubahan-perubahan konsep diri anak selama tahun-tahun
sekolah dasar dapat dilihat sekurang-kurangnya dari tiga karakteristik konsep
diri berikut:
a. Karakteristik
internal. Berbeda dengan anak-anak prasekolah, anak usia sekolah dasar lebih
memahami dirinya melalui karakteristik internal dirinya melalui karakteristik
eksternal.
b. Karakteristik
aspek sosial, selama tahun-tahun sekokah dasar, aspek sosial dari pemahaman
dirinya juga meningkat dalam suatu investigasi.
c. Karakteristik
perbandingan sosial. Pemahaman diri anak-anak usia sekolah dasar juga mengacu
pada perbandingan sosial.
2. Karakteristik
Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
Santrock
(1998) menyebutkan sejumlah karakteristik penting perkembangan konsep diri pada
masa remaja, yaitu sebagai berikut:
a. Gambaran
tentang konsep diri yang abstrak
b. Konsep
diri remaja bisa menjadi semakin terdiferensiasi
c. Remaja
mendefernsiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan dalam konteks yang
berbeda-beda
d. Sifat
yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya memunculkan flukturasi diri
dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan.
e. Kemampuan
untuk menyadari adanya perbedaan antara diri yang nyata dengan diri yang ideal.
C. Implikasi
Perkembangan Konsep Diri terhadap Pendidikan
Berikut
ini beberapa stategi yang mungkin dilakukan guru dalam mengembangkan dan
meningkatkan konsep diri peserta didik:
1. Membuat
siswa merasa mendapat dukungan dari guru.
2. Membuat
siswa merasa bertanggung jawab
3. Membuat
siswa merasa mampu
4. Mengarahkan
siswa untuk mencapai tujuan yang realistis
5. Membantu
siswa menilai diri mereka secara realistis
6. Mendorong
siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis
Dalam
pembicaraan mengenai karakteristik individu peserta didik ini, ada tiga hak
berikut yang perlu diperhatikan:
a. Karakteristik
yang berkenanan dengan kemampuan awal seperti kemempuan intelektual, kemempuan
berfikir dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor
b. Karakteristik
yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosio-kultural
c. Karakteristik
yang berkenanan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti sikap,
perasaan, minat, dan lain-lain
D. Karateristik
Belajar Anak Usia Sekolah Dasar
Anak
usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia
tersebut, anak mulai menunjukan perilaku belajar sebagai berikut: 1) mulai
memandangdunia secara objektif, berdasar dari satu aspek situasi keaspek lain
secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak. 2) mulai berfikir
secara operasional. 3) mempergunakan cara berfikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda. 4) membentuk dan mempergunakan keterhubungan
aturan-aturan. 5) memahami konsep subtsansi, volume zat cair, panjang, lebar,
luas, dan berat.
Memperhatikan
tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah
dasar memiliki tiga ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Konkret
Konkret
mengandung makna proses belajar beranjank dari hal-hal yang konkret, yakni yang
dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik
penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2. Integrative
Pada
tahap usia sekolah dasar, anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan.
3. Hierarkis
Cara
anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke
hal-hal yang lebih kompleks.
Adapun karakteristik pebelajaran
yang perlu dilakukan terhadap anak-anak tersebut dengan menggunakan hal
berikut:
a. Belajar
dan Pembelajaran Bermakna
b. Pembelajaran
Tematik
Ada delapan belas (18) kiat atau
cara yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa,
sebagai berikut:
1. Gunakan
metode dan kegiatan yang bervariasi
2. Jadikan
siswa peserta aktif
3. Buatlaj
tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
4. Ciptakan
suasana kelas yang kondusif
5. Berikan
tugas secara proporsional
6. Libatkan
diri untuk membantu siswa mencapai hasil
7. Berikan
petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
8. Hindari
kompetisi antarpribadi
9. Berikan
masukan
10. Hargai
kesuksesan dan keteladanan
11. Antusias
dalam mengajar
12. Tentukan
standar yang tinggi bagi seluruh siswa
13. Pemberian
penghargaan untuk memotivasi
14. Ciptakan
aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
15. Kenali
minat siswa-siswa
16. Peduli
dengan siswa-siswa
17. Hindari
penggunaan ancaman
18. Hindari
komentar buruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar