Sabtu, 31 Desember 2016

METODOLOGI DAN PENDEKATAN PEMAHAMAN DALAM PSIKOLOGI PERKMBANGAN DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

Pembahasan mengenai metode ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang bagaimana para psikolog perkambangan melekukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Menurut Monks, pembehasan tentang metode ini dapat dibedakan antara pendekatan yang lebih umum dan metode yang lebih spesifik.
            Psikologi perkembangan memiliki 2 metode yaitu metode umum dan metode khusus. Pada metode umum, pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal, trasversal, dan lintas budaya. Sedangkan pada metode khusus merupakan metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam metode ini dapat digunakan metode eksperimen dan observasi. Beberapa metode dalam psikologi, diantaranya sebagai berikut :
1.      Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya didalam labolatorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.
2.      Observasi Ilmiah
Pada observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak sengaja, melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan.
3.      Sejarah Kehidupan
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita-cerita ibunya.
4.      Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa.
5.      Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah disusun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula.

6.      Pemeriksaan Psikologi
Pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih.
            Pada abab ke-19, dimuali juga dengan metode psikologi yang disebut metode psikologi kntenporer. Dimana saat ituberkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu psikologi fakultas dan psikologi asosiasi.
1.      Psikologi Fakultas
Psikologi fakultas adalah doktrin abad ke-19 tentang adanya kekuatan mental bawaan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat sub fakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imajiner dsb.
2.      Psikologi Asosiasi
Proses asosiasi adalah ide, yaitu bahwa ide masuk melelui alat indra dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras dan kedekatan.
A.    Metode Observasi, Klinis, dan Metode Etnografi
Suatu metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan mutlak adanya. Objek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia dalam alam yang komplek dan selalu berubah. Berdasarkan renungan-renungan dan pengalaman-pengalaman maka akan didapatkan metode sebagai berikut :
1.      Metode yang bersifat filosifis
2.      Metode yang bersifat empiris
Metode yang bersifat filosifis terdapat beberapa macam antara lain, sebagai berikut :
a.       Metode Intuitif
Metede ini dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau dengan cara tidak disengaja dalam pergaulan sehari-hari. Meted ini harus dikombinasikan dengan metode lainnya gunua memperoleh kesimpulan yang valid.


b.      Metede Kontemplatif
Metode ini dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan mempergunakan kemempuan berfikir kita. Alat utama yang dipergunakan adalah pikiran yang benar-benar sudah dalam keadaan objektif.
c.       Metode Filosofis Religius
Metode ini digunakan dengan mempergunakan materi-materi agama, sebagai alat utama untuk meneliti pribadi manusia.
Metode yang bersifat empiris terdapat beberapa macam antara lain, sebagai berikut :
a.       Metode Observasi
Metode observasi ini adalah metode yang paling dasar dilakukan dari semua metode yang ada, yakni mengadakan pengamatan secara cermat, dan sistematis serta membutuhkan adanya keluesan tertentu agar tidak kaku. Dalam hal ini observer dapat melalui tiga cara, yaitu :
1.      Introspeksi (retrospeksi)
2.      Introspeksi eksperimental
3.      Ekstrospeksi

1.      Metode Introspeksi
Dalam metode ini penyelidik dapat melihat kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang terjadi dalam dirinya sendiri, dan bukan apa yang sedang terjadi dalam dirinya, sehingga istilah retrospeksi akan lebih tepat daripada introspeksi. Kelemahan dalam metode introspeksi :
a.       Kesulitan pada manusia melakukan dua tugas menghayati dan mengingat kembali.
b.      Kekurangan perbendaharaan Bahasa disalam melukiskan kembali peristiwa-peristiwa jiwa yang sudah dan sedang terjadi.
c.       Kadang-kadang diraguykan objektivitasnya olah karena adanya ketidakjujuran.
b.      Metode Introspeksi Eksperimental
Metode introspeksi eksperimental ialah suatu metode introspeksi, yang dilaksanakan dengan mengadakan eksperimen-eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang dibuat. Metode ini merupakan gabungan metode introspeksi dan eksperimen.
c.       Metode Ekstropeksi
Metode ekstropeksi adalah suatu metode dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa yang ditunjukan dari mimic dan pantomimik orang lain. Dalam penelitian yang dilakukan secara observasi atau langsung ke lapangan, ada bebarapa jenis yang dilakukan :
1.      Observasi tak sistematik, yaitu observasi yang dilakukan secra tidak berurutan dan beraturan.
2.      Observasi alamiah atau naturalistik, yaitu observasi yang dilakukan dalam seting alamiah.
3.      Observasi terkendali, jenis observasi ini dilakukan untuk memperbaiki observasi alami yang kurang sistematik dengan memberikan stimulus kepada orang yang akan diamati dalam setting alamiah, untuk mengetahui sejauh mana stimulus itu berpengaruh dalam perilaku.
2.      Metode Klinis
Metode klinik ialah nasihat dan bantuan kedokteran, yang diberikan kepada para pasien, oleh ahli kesehatan. Dengan metode klinis ini dapat dilakukan observasi yang ketat terhadap gejala-gejala ketidaksadaran dan gejala dibawah sadar, yang dimanifestasikan dalam aneka tingkah laku yang aneh-aneh.
3.      Metode Etnografi
Etnografi merupakan salah satu dari sekian pendekatan dalam penelitian kualitatif. Etnografi juga diartikan sebagai sebuah pendekatan untuk mempelajari tentang kehidupan sosial dan budaya sebuah masyarakat, lembaga dan setting lain secara ilmiah, dengan menggunakan sejumlah metode penelitian dan teknik pengumpulan data untuk menghindari bisa dan memperoleh akurasi data yang meyakinkan. Metode ini sangat tepat untuk meneliti masalah budaya, dan biasanya selalu terpilih sebagai metode penelitian antropologi. Secara umum, etnografi disebut sebagai “menuliskan tentang kelompok masyarakat”. Secara khusus hal tersebut juga berarti menuliskan tentang kebudayaan sebuah kelompok masyarakat.
B.     Pendekatan Longitudinal, Tranversal, Sekuensial, dan Lintas Budaya
Pembahasan mengenai pendekatan yang lebih umum mengandung 2 pengertian, yaitu memberikan lebih banyak data mengenai keseluruhan perkembangan atau beberapa aspeknya, dan meninjau pengaruh factor endogen (bawaan) dan eksogen (lingkungan, khususnya kebudayaan) bagi perkembangan seseorang.
Adapun pendekatan psikologi perkembangan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Pendekatan Longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dalam jangka waktu yang lama atau sebagian waktu dari hidup manusia tersebut. Kelebihan pendekatan longitudinal adalah sebagai berikut :
·         Sampel lebih sedikit, sehingga memungkinkan untuk melakukan analisis terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.
·         Memungkinkan mengetahui gangguan-gangguan dalam perkambangan baik secara pribadi maupun dalam kelompok
·         Memberikan kesempatan untuk menganalisis efek lingkungan terhadap perubahan tingkah laku dan kepribadian
Kelemahan dari pendekatan longitudinal ini adalah sebagai berikut :
·         Membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar
·         Memerlukan banyak peneliti yang kemungkinan memiliki pengelaman yang berbeda-beda
2.      Pendekatan Transversal atau Cross-Sectional
Pendekatan trasversal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dari beberapa kelompok dalam jangka waktu yang relative singkat. Keuntungan utama dalam pendekatan trasversal ini adalah bahwa para peneliti tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menunggu individu bertumbuh. Adapun kelemahan pendekatan ini bahwa pendekatan ini tidak memberi informasi tentang bagaimana individu berubah atau tentang stabilitas karakteristiknya. Naik turunnya perkembangan dapat menjadi tidak jelas.
3.      Pendekatan Sekuensial
Pendekatan sequential (sekuensial) adalah pendekatan kombinasi dan longitudinal dan cross-sectional. Meskipun pendekatan ini kompleks, mahal, dan lama, namun benar-benar memberikan informasi yang tidak mungkin diperoleh dari pendekatan cross-sectional dan pendekatan longitudinal.
4.      Pendekatan cross-Culture (Lintas Budaya)
Pendekatan cross-Culture adalah pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan maupun kebudayaan yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia. Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan atau persamaan-persamaan perkembangan anak pada latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
C.    Teori Kebutuhan Peserta Didik
Setiap individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Menurut Alfrooz (1996), kebutuhan (need) adalah: “A natural requirement with, should be satisfield in order to better organic compatibility”. Sedangkan Chaplin (2002) mendefinisikan kebutuhan sebagai: (1) satu subtansi selular yang harus dimiliki oleh organisme, (2) lebih umum, segala kekurangan, ketiadaan atau kesempurnaan yang dirasakan seseorang.
Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih saying, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada, sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
·      Kebutuhan fisiologis atau dasar
·      Kebutuhan akan rasa aman
·      Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
·      Kebutuhan untuk dihargai
·      Kebutuhan untuk akulturasi diri
Cinta dan kasih saying pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting; masing-masing hierarki kebutuhan diuraikan sebagai berikut:
1.      Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Seperti klebutuhan akan makanan, minuman, seks, tidur, oksigen dan tampat berteduh.
2.      Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman ini diantaramnya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam.
3.      Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dengan dengan keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan mengenal cinta
4.      Kebutuhan akan Penghargaan
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan.
5.      Kebutuhan Akan Akulturasi Diri
kebutuhan akulturasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus-menerus untuk memenuhi proses.
Menurut Maslow, meta kebutuhan dan meta patologi untuk mengaktualisasikan diri terdiri atas berikut ini:
·         Kebenaran
·         Kebaikan
·         Keindahan atau kecantikan
·         Keseluruhan
·         Keadilan
Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta petologi seperti berikut:
·         Apatisme
·         Kebosanan
·         Putus asa
·         Mementingkan diri sendiri
·         Tidak punya rasa humor

D.    Implikasi Kebutuhan Individu Peserta Didik terhadap Pendidikan
Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkemabangan kebutuhan diri siswa, sekolah seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya.
1.      Kebutuhan Jasmani
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani peserta didik, sekolah bisa melakukan upaya-upaya berikut:
·         Memberikan pendidikan jasmani
·         Mengatur tempat duduk mereka sesuai dengan keadaan fisik mereka
·         Memberikan waktu peserta didik untuk istirahat
2.      Kebutuhan Rasa Aman
Contoh pemenuhan kebutuhan rasa aman:
·         Adanya ekspektasi yang konsisten
·         Mengendalikan perilaku siswa dikelas
·         Sikap guru yang menyenangkan
3.      Kebutuhan Akan Kasih Sayang
Contoh pemenuhan kebutuhan kasih sayang atau penerimaan
·         Guru dapat mengahrgai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya
·         Sekolah mengembangkan tutor sebaya
·         Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kulikuler yang beragam
4.      Kebutuhan akan Penghargaan
Contoh pemenuhan kebutuhan harga diri:
·         Melibatkan seluruh siswa dikelas untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab
·         Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan
5.      Kebutuhan akan Rasa Bebas
Contoh pemenuhan kebutuhan akan rasa aman:
·         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan yang terbaik
·         Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata
·         Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemempuan dan potensi yang dimilikinya
6.      Kebutuhan akan Rasa Sukses
Peserta didik menginginkan kegiatan akademis berhasil dengan hasil baik. Mereka akan merasa bahagia dan senang apabila mereka berhasil.
E.     Perkambangan Fisik, Genetik, dan Lingkungan Peserta Didik
Perubahan fisik merupakan perkembangan dalam tubuh seperti berat badan, tinggi badan, hormon, otak, dan sistem saraf. Keadaan berat, tinggi badan anak usia sekolah, pertumbuhan fisik selama masa ini, selain memberikan kemempuan anak-anak berpartisipasi dalam berbagai hal baru, juga menimpulkan permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologi bagi mereka (Seifert dan Hoffnung, 1994).
F.     Implikasi Genetik dan Lingkungan Terhadap Pendidikan
1.      Perkambangan Otak
Otak adalah sebuah sistem biologis  menusia yang diciptakan Allah SWT, untuk mengindra dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Otak adalah organ yang paling kompleks yang pernah dikenal dialam semesta. Otak adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling berkembang dan secara otomatis dalam mempelajari dirinya sendiri.
2.      Masa pubertas (10-14 tahun)
Biasanya anak perempuan 2 tahun lebih awal dalam memasuki masa pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut beberapa ahli, perkembangan anak perempuan memasuki masa pubertasnya saat usia 10 tahun, sedangkan anak laki-laki usia 12 tahun.
3.      Implikasi perkembangan Otak terhadap Pendidikan
Otak anak memang mempunyai kemampuan untuk menyusun ribuan sambungan antarneutron. Namun, kemempuan itu berhenti saat usia 10-11 tahun jika tidak dikembangkan dan digunakan. Untuk meningklatkan kemempuan-kemempuan kognituf anak, proses kematangan otrak harus diiringi dengan peluang-peluang untuk mengalami dunia semakin luas.


 METODOLOGI DAN PENDEKATAN PEMAHAMAN DALAM PSIKOLOGI PERKMBANGAN DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

Pembahasan mengenai metode ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang bagaimana para psikolog perkambangan melekukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Menurut Monks, pembehasan tentang metode ini dapat dibedakan antara pendekatan yang lebih umum dan metode yang lebih spesifik.
            Psikologi perkembangan memiliki 2 metode yaitu metode umum dan metode khusus. Pada metode umum, pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal, trasversal, dan lintas budaya. Sedangkan pada metode khusus merupakan metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam metode ini dapat digunakan metode eksperimen dan observasi. Beberapa metode dalam psikologi, diantaranya sebagai berikut :
1.      Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya didalam labolatorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.
2.      Observasi Ilmiah
Pada observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak sengaja, melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan.
3.      Sejarah Kehidupan
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita-cerita ibunya.
4.      Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa.
5.      Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah disusun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula.

6.      Pemeriksaan Psikologi
Pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih.
            Pada abab ke-19, dimuali juga dengan metode psikologi yang disebut metode psikologi kntenporer. Dimana saat ituberkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu psikologi fakultas dan psikologi asosiasi.
1.      Psikologi Fakultas
Psikologi fakultas adalah doktrin abad ke-19 tentang adanya kekuatan mental bawaan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat sub fakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imajiner dsb.
2.      Psikologi Asosiasi
Proses asosiasi adalah ide, yaitu bahwa ide masuk melelui alat indra dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras dan kedekatan.
A.    Metode Observasi, Klinis, dan Metode Etnografi
Suatu metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan mutlak adanya. Objek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia dalam alam yang komplek dan selalu berubah. Berdasarkan renungan-renungan dan pengalaman-pengalaman maka akan didapatkan metode sebagai berikut :
1.      Metode yang bersifat filosifis
2.      Metode yang bersifat empiris
Metode yang bersifat filosifis terdapat beberapa macam antara lain, sebagai berikut :
a.       Metode Intuitif
Metede ini dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau dengan cara tidak disengaja dalam pergaulan sehari-hari. Meted ini harus dikombinasikan dengan metode lainnya gunua memperoleh kesimpulan yang valid.


b.      Metede Kontemplatif
Metode ini dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan mempergunakan kemempuan berfikir kita. Alat utama yang dipergunakan adalah pikiran yang benar-benar sudah dalam keadaan objektif.
c.       Metode Filosofis Religius
Metode ini digunakan dengan mempergunakan materi-materi agama, sebagai alat utama untuk meneliti pribadi manusia.
Metode yang bersifat empiris terdapat beberapa macam antara lain, sebagai berikut :
a.       Metode Observasi
Metode observasi ini adalah metode yang paling dasar dilakukan dari semua metode yang ada, yakni mengadakan pengamatan secara cermat, dan sistematis serta membutuhkan adanya keluesan tertentu agar tidak kaku. Dalam hal ini observer dapat melalui tiga cara, yaitu :
1.      Introspeksi (retrospeksi)
2.      Introspeksi eksperimental
3.      Ekstrospeksi

1.      Metode Introspeksi
Dalam metode ini penyelidik dapat melihat kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang terjadi dalam dirinya sendiri, dan bukan apa yang sedang terjadi dalam dirinya, sehingga istilah retrospeksi akan lebih tepat daripada introspeksi. Kelemahan dalam metode introspeksi :
a.       Kesulitan pada manusia melakukan dua tugas menghayati dan mengingat kembali.
b.      Kekurangan perbendaharaan Bahasa disalam melukiskan kembali peristiwa-peristiwa jiwa yang sudah dan sedang terjadi.
c.       Kadang-kadang diraguykan objektivitasnya olah karena adanya ketidakjujuran.
b.      Metode Introspeksi Eksperimental
Metode introspeksi eksperimental ialah suatu metode introspeksi, yang dilaksanakan dengan mengadakan eksperimen-eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang dibuat. Metode ini merupakan gabungan metode introspeksi dan eksperimen.
c.       Metode Ekstropeksi
Metode ekstropeksi adalah suatu metode dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa yang ditunjukan dari mimic dan pantomimik orang lain. Dalam penelitian yang dilakukan secara observasi atau langsung ke lapangan, ada bebarapa jenis yang dilakukan :
1.      Observasi tak sistematik, yaitu observasi yang dilakukan secra tidak berurutan dan beraturan.
2.      Observasi alamiah atau naturalistik, yaitu observasi yang dilakukan dalam seting alamiah.
3.      Observasi terkendali, jenis observasi ini dilakukan untuk memperbaiki observasi alami yang kurang sistematik dengan memberikan stimulus kepada orang yang akan diamati dalam setting alamiah, untuk mengetahui sejauh mana stimulus itu berpengaruh dalam perilaku.
2.      Metode Klinis
Metode klinik ialah nasihat dan bantuan kedokteran, yang diberikan kepada para pasien, oleh ahli kesehatan. Dengan metode klinis ini dapat dilakukan observasi yang ketat terhadap gejala-gejala ketidaksadaran dan gejala dibawah sadar, yang dimanifestasikan dalam aneka tingkah laku yang aneh-aneh.
3.      Metode Etnografi
Etnografi merupakan salah satu dari sekian pendekatan dalam penelitian kualitatif. Etnografi juga diartikan sebagai sebuah pendekatan untuk mempelajari tentang kehidupan sosial dan budaya sebuah masyarakat, lembaga dan setting lain secara ilmiah, dengan menggunakan sejumlah metode penelitian dan teknik pengumpulan data untuk menghindari bisa dan memperoleh akurasi data yang meyakinkan. Metode ini sangat tepat untuk meneliti masalah budaya, dan biasanya selalu terpilih sebagai metode penelitian antropologi. Secara umum, etnografi disebut sebagai “menuliskan tentang kelompok masyarakat”. Secara khusus hal tersebut juga berarti menuliskan tentang kebudayaan sebuah kelompok masyarakat.
B.     Pendekatan Longitudinal, Tranversal, Sekuensial, dan Lintas Budaya
Pembahasan mengenai pendekatan yang lebih umum mengandung 2 pengertian, yaitu memberikan lebih banyak data mengenai keseluruhan perkembangan atau beberapa aspeknya, dan meninjau pengaruh factor endogen (bawaan) dan eksogen (lingkungan, khususnya kebudayaan) bagi perkembangan seseorang.
Adapun pendekatan psikologi perkembangan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Pendekatan Longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dalam jangka waktu yang lama atau sebagian waktu dari hidup manusia tersebut. Kelebihan pendekatan longitudinal adalah sebagai berikut :
·         Sampel lebih sedikit, sehingga memungkinkan untuk melakukan analisis terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.
·         Memungkinkan mengetahui gangguan-gangguan dalam perkambangan baik secara pribadi maupun dalam kelompok
·         Memberikan kesempatan untuk menganalisis efek lingkungan terhadap perubahan tingkah laku dan kepribadian
Kelemahan dari pendekatan longitudinal ini adalah sebagai berikut :
·         Membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar
·         Memerlukan banyak peneliti yang kemungkinan memiliki pengelaman yang berbeda-beda
2.      Pendekatan Transversal atau Cross-Sectional
Pendekatan trasversal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dari beberapa kelompok dalam jangka waktu yang relative singkat. Keuntungan utama dalam pendekatan trasversal ini adalah bahwa para peneliti tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menunggu individu bertumbuh. Adapun kelemahan pendekatan ini bahwa pendekatan ini tidak memberi informasi tentang bagaimana individu berubah atau tentang stabilitas karakteristiknya. Naik turunnya perkembangan dapat menjadi tidak jelas.
3.      Pendekatan Sekuensial
Pendekatan sequential (sekuensial) adalah pendekatan kombinasi dan longitudinal dan cross-sectional. Meskipun pendekatan ini kompleks, mahal, dan lama, namun benar-benar memberikan informasi yang tidak mungkin diperoleh dari pendekatan cross-sectional dan pendekatan longitudinal.
4.      Pendekatan cross-Culture (Lintas Budaya)
Pendekatan cross-Culture adalah pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan maupun kebudayaan yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia. Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan atau persamaan-persamaan perkembangan anak pada latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
C.    Teori Kebutuhan Peserta Didik
Setiap individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Menurut Alfrooz (1996), kebutuhan (need) adalah: “A natural requirement with, should be satisfield in order to better organic compatibility”. Sedangkan Chaplin (2002) mendefinisikan kebutuhan sebagai: (1) satu subtansi selular yang harus dimiliki oleh organisme, (2) lebih umum, segala kekurangan, ketiadaan atau kesempurnaan yang dirasakan seseorang.
Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih saying, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada, sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
·      Kebutuhan fisiologis atau dasar
·      Kebutuhan akan rasa aman
·      Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
·      Kebutuhan untuk dihargai
·      Kebutuhan untuk akulturasi diri
Cinta dan kasih saying pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting; masing-masing hierarki kebutuhan diuraikan sebagai berikut:
1.      Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Seperti klebutuhan akan makanan, minuman, seks, tidur, oksigen dan tampat berteduh.
2.      Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman ini diantaramnya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam.
3.      Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dengan dengan keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan mengenal cinta
4.      Kebutuhan akan Penghargaan
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan.
5.      Kebutuhan Akan Akulturasi Diri
kebutuhan akulturasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus-menerus untuk memenuhi proses.
Menurut Maslow, meta kebutuhan dan meta patologi untuk mengaktualisasikan diri terdiri atas berikut ini:
·         Kebenaran
·         Kebaikan
·         Keindahan atau kecantikan
·         Keseluruhan
·         Keadilan
Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta petologi seperti berikut:
·         Apatisme
·         Kebosanan
·         Putus asa
·         Mementingkan diri sendiri
·         Tidak punya rasa humor

D.    Implikasi Kebutuhan Individu Peserta Didik terhadap Pendidikan
Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkemabangan kebutuhan diri siswa, sekolah seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya.
1.      Kebutuhan Jasmani
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani peserta didik, sekolah bisa melakukan upaya-upaya berikut:
·         Memberikan pendidikan jasmani
·         Mengatur tempat duduk mereka sesuai dengan keadaan fisik mereka
·         Memberikan waktu peserta didik untuk istirahat
2.      Kebutuhan Rasa Aman
Contoh pemenuhan kebutuhan rasa aman:
·         Adanya ekspektasi yang konsisten
·         Mengendalikan perilaku siswa dikelas
·         Sikap guru yang menyenangkan
3.      Kebutuhan Akan Kasih Sayang
Contoh pemenuhan kebutuhan kasih sayang atau penerimaan
·         Guru dapat mengahrgai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya
·         Sekolah mengembangkan tutor sebaya
·         Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kulikuler yang beragam
4.      Kebutuhan akan Penghargaan
Contoh pemenuhan kebutuhan harga diri:
·         Melibatkan seluruh siswa dikelas untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab
·         Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan
5.      Kebutuhan akan Rasa Bebas
Contoh pemenuhan kebutuhan akan rasa aman:
·         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan yang terbaik
·         Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata
·         Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemempuan dan potensi yang dimilikinya
6.      Kebutuhan akan Rasa Sukses
Peserta didik menginginkan kegiatan akademis berhasil dengan hasil baik. Mereka akan merasa bahagia dan senang apabila mereka berhasil.
E.     Perkambangan Fisik, Genetik, dan Lingkungan Peserta Didik
Perubahan fisik merupakan perkembangan dalam tubuh seperti berat badan, tinggi badan, hormon, otak, dan sistem saraf. Keadaan berat, tinggi badan anak usia sekolah, pertumbuhan fisik selama masa ini, selain memberikan kemempuan anak-anak berpartisipasi dalam berbagai hal baru, juga menimpulkan permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologi bagi mereka (Seifert dan Hoffnung, 1994).
F.     Implikasi Genetik dan Lingkungan Terhadap Pendidikan
1.      Perkambangan Otak
Otak adalah sebuah sistem biologis  menusia yang diciptakan Allah SWT, untuk mengindra dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Otak adalah organ yang paling kompleks yang pernah dikenal dialam semesta. Otak adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling berkembang dan secara otomatis dalam mempelajari dirinya sendiri.
2.      Masa pubertas (10-14 tahun)
Biasanya anak perempuan 2 tahun lebih awal dalam memasuki masa pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut beberapa ahli, perkembangan anak perempuan memasuki masa pubertasnya saat usia 10 tahun, sedangkan anak laki-laki usia 12 tahun.
3.      Implikasi perkembangan Otak terhadap Pendidikan
Otak anak memang mempunyai kemampuan untuk menyusun ribuan sambungan antarneutron. Namun, kemempuan itu berhenti saat usia 10-11 tahun jika tidak dikembangkan dan digunakan. Untuk meningklatkan kemempuan-kemempuan kognituf anak, proses kematangan otrak harus diiringi dengan peluang-peluang untuk mengalami dunia semakin luas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar