METODOLOGI
DAN PENDEKATAN PEMAHAMAN DALAM PSIKOLOGI PERKMBANGAN DAN KEBUTUHAN PESERTA
DIDIK
Pembahasan
mengenai metode ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang bagaimana
para psikolog perkambangan melekukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak
pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan
dalam proses perkembangan. Menurut Monks, pembehasan tentang metode ini dapat
dibedakan antara pendekatan yang lebih umum dan metode yang lebih spesifik.
Psikologi perkembangan memiliki 2
metode yaitu metode umum dan metode khusus. Pada metode umum, pendekatan yang
dipakai dengan pendekatan longitudinal, trasversal, dan lintas budaya.
Sedangkan pada metode khusus merupakan metode yang akan diselidiki dengan suatu
proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam metode ini dapat
digunakan metode eksperimen dan observasi. Beberapa metode dalam psikologi,
diantaranya sebagai berikut :
1.
Metodologi Eksperimental
Cara
ini dilakukan biasanya didalam labolatorium dengan mengadakan berbagai
eksperimen.
2.
Observasi Ilmiah
Pada
observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak
sengaja, melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan.
3.
Sejarah Kehidupan
Sejarah
kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk mengetahui
“jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita-cerita ibunya.
4.
Wawancara
Wawancara
merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa.
5.
Angket
Angket
merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah disusun
secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai
tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis
pula.
6.
Pemeriksaan Psikologi
Pemeriksaan
psikologi disebut juga dengan psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat
psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang
benar-benar sudah terlatih.
Pada abab ke-19, dimuali juga dengan
metode psikologi yang disebut metode psikologi kntenporer. Dimana saat
ituberkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu psikologi fakultas
dan psikologi asosiasi.
1.
Psikologi Fakultas
Psikologi
fakultas adalah doktrin abad ke-19 tentang adanya kekuatan mental bawaan.
Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat sub
fakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imajiner dsb.
2.
Psikologi Asosiasi
Proses
asosiasi adalah ide, yaitu bahwa ide masuk melelui alat indra dan diasosiasikan
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras dan kedekatan.
A.
Metode Observasi, Klinis, dan Metode
Etnografi
Suatu
metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan mutlak adanya.
Objek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan manusia, yaitu perbuatan
manusia dalam alam yang komplek dan selalu berubah. Berdasarkan
renungan-renungan dan pengalaman-pengalaman maka akan didapatkan metode sebagai
berikut :
1. Metode
yang bersifat filosifis
2. Metode
yang bersifat empiris
Metode
yang bersifat filosifis terdapat beberapa macam antara lain, sebagai berikut :
a. Metode
Intuitif
Metede
ini dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau
dengan cara tidak disengaja dalam pergaulan sehari-hari. Meted ini harus
dikombinasikan dengan metode lainnya gunua memperoleh kesimpulan yang valid.
b. Metede
Kontemplatif
Metode
ini dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan
mempergunakan kemempuan berfikir kita. Alat utama yang dipergunakan adalah
pikiran yang benar-benar sudah dalam keadaan objektif.
c. Metode
Filosofis Religius
Metode
ini digunakan dengan mempergunakan materi-materi agama, sebagai alat utama
untuk meneliti pribadi manusia.
Metode
yang bersifat empiris terdapat beberapa macam antara lain, sebagai berikut :
a. Metode
Observasi
Metode observasi ini adalah metode yang
paling dasar dilakukan dari semua metode yang ada, yakni mengadakan pengamatan
secara cermat, dan sistematis serta membutuhkan adanya keluesan tertentu agar
tidak kaku. Dalam hal ini observer dapat melalui tiga cara, yaitu :
1. Introspeksi
(retrospeksi)
2. Introspeksi
eksperimental
3. Ekstrospeksi
1. Metode
Introspeksi
Dalam metode ini penyelidik dapat melihat
kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang terjadi dalam dirinya sendiri, dan
bukan apa yang sedang terjadi dalam dirinya, sehingga istilah retrospeksi akan
lebih tepat daripada introspeksi. Kelemahan dalam metode introspeksi :
a. Kesulitan
pada manusia melakukan dua tugas menghayati dan mengingat kembali.
b. Kekurangan
perbendaharaan Bahasa disalam melukiskan kembali peristiwa-peristiwa jiwa yang
sudah dan sedang terjadi.
c. Kadang-kadang
diraguykan objektivitasnya olah karena adanya ketidakjujuran.
b. Metode
Introspeksi Eksperimental
Metode introspeksi eksperimental ialah
suatu metode introspeksi, yang dilaksanakan dengan mengadakan
eksperimen-eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang dibuat. Metode ini
merupakan gabungan metode introspeksi dan eksperimen.
c. Metode
Ekstropeksi
Metode ekstropeksi adalah suatu metode
dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja
dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa yang
ditunjukan dari mimic dan pantomimik orang lain. Dalam penelitian yang
dilakukan secara observasi atau langsung ke lapangan, ada bebarapa jenis yang
dilakukan :
1. Observasi
tak sistematik, yaitu observasi yang dilakukan secra tidak berurutan dan
beraturan.
2. Observasi
alamiah atau naturalistik, yaitu observasi yang dilakukan dalam seting alamiah.
3. Observasi
terkendali, jenis observasi ini dilakukan untuk memperbaiki observasi alami
yang kurang sistematik dengan memberikan stimulus kepada orang yang akan
diamati dalam setting alamiah, untuk mengetahui sejauh mana stimulus itu
berpengaruh dalam perilaku.
2. Metode
Klinis
Metode klinik ialah nasihat dan bantuan
kedokteran, yang diberikan kepada para pasien, oleh ahli kesehatan. Dengan
metode klinis ini dapat dilakukan observasi yang ketat terhadap gejala-gejala
ketidaksadaran dan gejala dibawah sadar, yang dimanifestasikan dalam aneka
tingkah laku yang aneh-aneh.
3. Metode
Etnografi
Etnografi merupakan salah satu dari sekian
pendekatan dalam penelitian kualitatif. Etnografi juga diartikan sebagai sebuah
pendekatan untuk mempelajari tentang kehidupan sosial dan budaya sebuah
masyarakat, lembaga dan setting lain secara ilmiah, dengan menggunakan sejumlah
metode penelitian dan teknik pengumpulan data untuk menghindari bisa dan
memperoleh akurasi data yang meyakinkan. Metode ini sangat tepat untuk meneliti
masalah budaya, dan biasanya selalu terpilih sebagai metode penelitian
antropologi. Secara umum, etnografi disebut sebagai “menuliskan tentang kelompok
masyarakat”. Secara khusus hal tersebut juga berarti menuliskan tentang
kebudayaan sebuah kelompok masyarakat.
B.
Pendekatan Longitudinal, Tranversal,
Sekuensial, dan Lintas Budaya
Pembahasan mengenai pendekatan yang lebih
umum mengandung 2 pengertian, yaitu memberikan lebih banyak data mengenai
keseluruhan perkembangan atau beberapa aspeknya, dan meninjau pengaruh factor
endogen (bawaan) dan eksogen (lingkungan, khususnya kebudayaan) bagi
perkembangan seseorang.
Adapun pendekatan psikologi perkembangan dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Pendekatan
Longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam
penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dalam
jangka waktu yang lama atau sebagian waktu dari hidup manusia tersebut. Kelebihan
pendekatan longitudinal adalah sebagai berikut :
·
Sampel lebih sedikit, sehingga
memungkinkan untuk melakukan analisis terhadap pertumbuhan dan perkembangan
setiap individu.
·
Memungkinkan mengetahui gangguan-gangguan
dalam perkambangan baik secara pribadi maupun dalam kelompok
·
Memberikan kesempatan untuk menganalisis
efek lingkungan terhadap perubahan tingkah laku dan kepribadian
Kelemahan
dari pendekatan longitudinal ini adalah sebagai berikut :
·
Membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang
besar
·
Memerlukan banyak peneliti yang
kemungkinan memiliki pengelaman yang berbeda-beda
2. Pendekatan
Transversal atau Cross-Sectional
Pendekatan trasversal adalah pendekatan dalam
penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dari
beberapa kelompok dalam jangka waktu yang relative singkat. Keuntungan utama
dalam pendekatan trasversal ini adalah bahwa para peneliti tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama untuk menunggu individu bertumbuh. Adapun kelemahan
pendekatan ini bahwa pendekatan ini tidak memberi informasi tentang bagaimana
individu berubah atau tentang stabilitas karakteristiknya. Naik turunnya
perkembangan dapat menjadi tidak jelas.
3. Pendekatan
Sekuensial
Pendekatan sequential
(sekuensial) adalah pendekatan kombinasi dan longitudinal dan cross-sectional. Meskipun pendekatan ini
kompleks, mahal, dan lama, namun benar-benar memberikan informasi yang tidak
mungkin diperoleh dari pendekatan cross-sectional
dan pendekatan longitudinal.
4. Pendekatan
cross-Culture (Lintas Budaya)
Pendekatan cross-Culture
adalah pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan maupun kebudayaan yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia.
Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan atau
persamaan-persamaan perkembangan anak pada latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda.
C.
Teori Kebutuhan Peserta Didik
Setiap individu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Menurut Alfrooz (1996), kebutuhan (need) adalah: “A natural requirement with, should be satisfield in order to better
organic compatibility”. Sedangkan Chaplin (2002) mendefinisikan kebutuhan
sebagai: (1) satu subtansi selular yang harus dimiliki oleh organisme, (2)
lebih umum, segala kekurangan, ketiadaan atau kesempurnaan yang dirasakan
seseorang.
Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa
memiliki dan kasih saying, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan
aktualisasi diri. Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan
manusia karena berbagai kekurangan yang ada, sedangkan motivasi pertumbuhan
didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Adapun
hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
· Kebutuhan
fisiologis atau dasar
· Kebutuhan
akan rasa aman
· Kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi
· Kebutuhan
untuk dihargai
· Kebutuhan
untuk akulturasi diri
Cinta dan kasih saying pun sebenarnya memperjelas
kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting; masing-masing
hierarki kebutuhan diuraikan sebagai berikut:
1. Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan
untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Seperti klebutuhan akan makanan,
minuman, seks, tidur, oksigen dan tampat berteduh.
2. Kebutuhan
Akan Rasa Aman
Kebutuhan
akan rasa aman ini diantaramnya adalah rasa aman fisik, stabilitas,
ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam.
3. Kebutuhan
Dicintai dan Disayangi
Kebutuhan
ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan
keturunan, kebutuhan untuk dengan dengan keluarga dan kebutuhan antarpribadi
seperti kebutuhan untuk memberi dan mengenal cinta
4. Kebutuhan
akan Penghargaan
Setelah
kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar
kebutuhan akan penghargaan.
5. Kebutuhan
Akan Akulturasi Diri
kebutuhan
akulturasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi
melibatkan keinginan yang terus-menerus untuk memenuhi proses.
Menurut
Maslow, meta kebutuhan dan meta patologi untuk mengaktualisasikan diri terdiri
atas berikut ini:
·
Kebenaran
·
Kebaikan
·
Keindahan atau kecantikan
·
Keseluruhan
·
Keadilan
Jika
berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta petologi seperti
berikut:
·
Apatisme
·
Kebosanan
·
Putus asa
·
Mementingkan diri sendiri
·
Tidak punya rasa humor
D.
Implikasi Kebutuhan Individu Peserta
Didik terhadap Pendidikan
Secara
ideal, dalam rangka pencapaian perkemabangan kebutuhan diri siswa, sekolah
seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya.
1. Kebutuhan
Jasmani
Untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani peserta didik, sekolah bisa melakukan
upaya-upaya berikut:
·
Memberikan pendidikan jasmani
·
Mengatur tempat duduk mereka sesuai dengan
keadaan fisik mereka
·
Memberikan waktu peserta didik untuk
istirahat
2. Kebutuhan
Rasa Aman
Contoh pemenuhan kebutuhan
rasa aman:
·
Adanya ekspektasi yang konsisten
·
Mengendalikan perilaku siswa dikelas
·
Sikap guru yang menyenangkan
3. Kebutuhan
Akan Kasih Sayang
Contoh pemenuhan
kebutuhan kasih sayang atau penerimaan
·
Guru dapat mengahrgai dan menghormati
setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya
·
Sekolah mengembangkan tutor sebaya
·
Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra
kulikuler yang beragam
4. Kebutuhan
akan Penghargaan
Contoh pemenuhan
kebutuhan harga diri:
·
Melibatkan seluruh siswa dikelas untuk
berpartisipasi dan bertanggung jawab
·
Selalu siap memberikan bantuan apabila
para siswa mengalami kesulitan
5. Kebutuhan
akan Rasa Bebas
Contoh pemenuhan
kebutuhan akan rasa aman:
·
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan yang terbaik
·
Menciptakan pembelajaran yang bermakna
dikaitkan dengan kehidupan nyata
·
Memberikan kebebasan kepada siswa untuk
menggali dan menjelajah kemempuan dan potensi yang dimilikinya
6. Kebutuhan
akan Rasa Sukses
Peserta didik
menginginkan kegiatan akademis berhasil dengan hasil baik. Mereka akan merasa
bahagia dan senang apabila mereka berhasil.
E.
Perkambangan Fisik, Genetik, dan
Lingkungan Peserta Didik
Perubahan
fisik merupakan perkembangan dalam tubuh seperti berat badan, tinggi badan,
hormon, otak, dan sistem saraf. Keadaan berat, tinggi badan anak usia sekolah,
pertumbuhan fisik selama masa ini, selain memberikan kemempuan anak-anak
berpartisipasi dalam berbagai hal baru, juga menimpulkan
permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologi
bagi mereka (Seifert dan Hoffnung, 1994).
F.
Implikasi Genetik dan Lingkungan
Terhadap Pendidikan
1. Perkambangan
Otak
Otak adalah sebuah sistem
biologis menusia yang diciptakan Allah
SWT, untuk mengindra dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan
terhadapnya. Otak adalah organ yang paling kompleks yang pernah dikenal dialam
semesta. Otak adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling berkembang dan
secara otomatis dalam mempelajari dirinya sendiri.
2. Masa
pubertas (10-14 tahun)
Biasanya anak perempuan 2
tahun lebih awal dalam memasuki masa pubertas dibandingkan dengan anak
laki-laki. Menurut beberapa ahli, perkembangan anak perempuan memasuki masa
pubertasnya saat usia 10 tahun, sedangkan anak laki-laki usia 12 tahun.
3. Implikasi
perkembangan Otak terhadap Pendidikan
Otak anak memang mempunyai
kemampuan untuk menyusun ribuan sambungan antarneutron. Namun, kemempuan itu
berhenti saat usia 10-11 tahun jika tidak dikembangkan dan digunakan. Untuk
meningklatkan kemempuan-kemempuan kognituf anak, proses kematangan otrak harus
diiringi dengan peluang-peluang untuk mengalami dunia semakin luas.
Pembahasan
mengenai metode ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang bagaimana
para psikolog perkambangan melekukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak
pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan
dalam proses perkembangan. Menurut Monks, pembehasan tentang metode ini dapat
dibedakan antara pendekatan yang lebih umum dan metode yang lebih spesifik.
Psikologi perkembangan memiliki 2
metode yaitu metode umum dan metode khusus. Pada metode umum, pendekatan yang
dipakai dengan pendekatan longitudinal, trasversal, dan lintas budaya.
Sedangkan pada metode khusus merupakan metode yang akan diselidiki dengan suatu
proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam metode ini dapat
digunakan metode eksperimen dan observasi. Beberapa metode dalam psikologi,
diantaranya sebagai berikut :
1.
Metodologi Eksperimental
Cara
ini dilakukan biasanya didalam labolatorium dengan mengadakan berbagai
eksperimen.
2.
Observasi Ilmiah
Pada
observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak
sengaja, melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan.
3.
Sejarah Kehidupan
Sejarah
kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk mengetahui
“jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita-cerita ibunya.
4.
Wawancara
Wawancara
merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa.
5.
Angket
Angket
merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah disusun
secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai
tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis
pula.
6.
Pemeriksaan Psikologi
Pemeriksaan
psikologi disebut juga dengan psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat
psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang
benar-benar sudah terlatih.
Pada abab ke-19, dimuali juga dengan
metode psikologi yang disebut metode psikologi kntenporer. Dimana saat
ituberkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu psikologi fakultas
dan psikologi asosiasi.
1.
Psikologi Fakultas
Psikologi
fakultas adalah doktrin abad ke-19 tentang adanya kekuatan mental bawaan.
Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat sub
fakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imajiner dsb.
2.
Psikologi Asosiasi
Proses
asosiasi adalah ide, yaitu bahwa ide masuk melelui alat indra dan diasosiasikan
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras dan kedekatan.
A.
Metode Observasi, Klinis, dan Metode
Etnografi
Suatu
metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan mutlak adanya.
Objek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan manusia, yaitu perbuatan
manusia dalam alam yang komplek dan selalu berubah. Berdasarkan
renungan-renungan dan pengalaman-pengalaman maka akan didapatkan metode sebagai
berikut :
1. Metode
yang bersifat filosifis
2. Metode
yang bersifat empiris
Metode
yang bersifat filosifis terdapat beberapa macam antara lain, sebagai berikut :
a. Metode
Intuitif
Metede
ini dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau
dengan cara tidak disengaja dalam pergaulan sehari-hari. Meted ini harus
dikombinasikan dengan metode lainnya gunua memperoleh kesimpulan yang valid.
b. Metede
Kontemplatif
Metode
ini dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan
mempergunakan kemempuan berfikir kita. Alat utama yang dipergunakan adalah
pikiran yang benar-benar sudah dalam keadaan objektif.
c. Metode
Filosofis Religius
Metode
ini digunakan dengan mempergunakan materi-materi agama, sebagai alat utama
untuk meneliti pribadi manusia.
Metode
yang bersifat empiris terdapat beberapa macam antara lain, sebagai berikut :
a. Metode
Observasi
Metode observasi ini adalah metode yang
paling dasar dilakukan dari semua metode yang ada, yakni mengadakan pengamatan
secara cermat, dan sistematis serta membutuhkan adanya keluesan tertentu agar
tidak kaku. Dalam hal ini observer dapat melalui tiga cara, yaitu :
1. Introspeksi
(retrospeksi)
2. Introspeksi
eksperimental
3. Ekstrospeksi
1. Metode
Introspeksi
Dalam metode ini penyelidik dapat melihat
kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang terjadi dalam dirinya sendiri, dan
bukan apa yang sedang terjadi dalam dirinya, sehingga istilah retrospeksi akan
lebih tepat daripada introspeksi. Kelemahan dalam metode introspeksi :
a. Kesulitan
pada manusia melakukan dua tugas menghayati dan mengingat kembali.
b. Kekurangan
perbendaharaan Bahasa disalam melukiskan kembali peristiwa-peristiwa jiwa yang
sudah dan sedang terjadi.
c. Kadang-kadang
diraguykan objektivitasnya olah karena adanya ketidakjujuran.
b. Metode
Introspeksi Eksperimental
Metode introspeksi eksperimental ialah
suatu metode introspeksi, yang dilaksanakan dengan mengadakan
eksperimen-eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang dibuat. Metode ini
merupakan gabungan metode introspeksi dan eksperimen.
c. Metode
Ekstropeksi
Metode ekstropeksi adalah suatu metode
dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja
dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa yang
ditunjukan dari mimic dan pantomimik orang lain. Dalam penelitian yang
dilakukan secara observasi atau langsung ke lapangan, ada bebarapa jenis yang
dilakukan :
1. Observasi
tak sistematik, yaitu observasi yang dilakukan secra tidak berurutan dan
beraturan.
2. Observasi
alamiah atau naturalistik, yaitu observasi yang dilakukan dalam seting alamiah.
3. Observasi
terkendali, jenis observasi ini dilakukan untuk memperbaiki observasi alami
yang kurang sistematik dengan memberikan stimulus kepada orang yang akan
diamati dalam setting alamiah, untuk mengetahui sejauh mana stimulus itu
berpengaruh dalam perilaku.
2. Metode
Klinis
Metode klinik ialah nasihat dan bantuan
kedokteran, yang diberikan kepada para pasien, oleh ahli kesehatan. Dengan
metode klinis ini dapat dilakukan observasi yang ketat terhadap gejala-gejala
ketidaksadaran dan gejala dibawah sadar, yang dimanifestasikan dalam aneka
tingkah laku yang aneh-aneh.
3. Metode
Etnografi
Etnografi merupakan salah satu dari sekian
pendekatan dalam penelitian kualitatif. Etnografi juga diartikan sebagai sebuah
pendekatan untuk mempelajari tentang kehidupan sosial dan budaya sebuah
masyarakat, lembaga dan setting lain secara ilmiah, dengan menggunakan sejumlah
metode penelitian dan teknik pengumpulan data untuk menghindari bisa dan
memperoleh akurasi data yang meyakinkan. Metode ini sangat tepat untuk meneliti
masalah budaya, dan biasanya selalu terpilih sebagai metode penelitian
antropologi. Secara umum, etnografi disebut sebagai “menuliskan tentang kelompok
masyarakat”. Secara khusus hal tersebut juga berarti menuliskan tentang
kebudayaan sebuah kelompok masyarakat.
B.
Pendekatan Longitudinal, Tranversal,
Sekuensial, dan Lintas Budaya
Pembahasan mengenai pendekatan yang lebih
umum mengandung 2 pengertian, yaitu memberikan lebih banyak data mengenai
keseluruhan perkembangan atau beberapa aspeknya, dan meninjau pengaruh factor
endogen (bawaan) dan eksogen (lingkungan, khususnya kebudayaan) bagi
perkembangan seseorang.
Adapun pendekatan psikologi perkembangan dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Pendekatan
Longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam
penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dalam
jangka waktu yang lama atau sebagian waktu dari hidup manusia tersebut. Kelebihan
pendekatan longitudinal adalah sebagai berikut :
·
Sampel lebih sedikit, sehingga
memungkinkan untuk melakukan analisis terhadap pertumbuhan dan perkembangan
setiap individu.
·
Memungkinkan mengetahui gangguan-gangguan
dalam perkambangan baik secara pribadi maupun dalam kelompok
·
Memberikan kesempatan untuk menganalisis
efek lingkungan terhadap perubahan tingkah laku dan kepribadian
Kelemahan
dari pendekatan longitudinal ini adalah sebagai berikut :
·
Membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang
besar
·
Memerlukan banyak peneliti yang
kemungkinan memiliki pengelaman yang berbeda-beda
2. Pendekatan
Transversal atau Cross-Sectional
Pendekatan trasversal adalah pendekatan dalam
penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dari
beberapa kelompok dalam jangka waktu yang relative singkat. Keuntungan utama
dalam pendekatan trasversal ini adalah bahwa para peneliti tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama untuk menunggu individu bertumbuh. Adapun kelemahan
pendekatan ini bahwa pendekatan ini tidak memberi informasi tentang bagaimana
individu berubah atau tentang stabilitas karakteristiknya. Naik turunnya
perkembangan dapat menjadi tidak jelas.
3. Pendekatan
Sekuensial
Pendekatan sequential
(sekuensial) adalah pendekatan kombinasi dan longitudinal dan cross-sectional. Meskipun pendekatan ini
kompleks, mahal, dan lama, namun benar-benar memberikan informasi yang tidak
mungkin diperoleh dari pendekatan cross-sectional
dan pendekatan longitudinal.
4. Pendekatan
cross-Culture (Lintas Budaya)
Pendekatan cross-Culture
adalah pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan maupun kebudayaan yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia.
Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan atau
persamaan-persamaan perkembangan anak pada latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda.
C.
Teori Kebutuhan Peserta Didik
Setiap individu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Menurut Alfrooz (1996), kebutuhan (need) adalah: “A natural requirement with, should be satisfield in order to better
organic compatibility”. Sedangkan Chaplin (2002) mendefinisikan kebutuhan
sebagai: (1) satu subtansi selular yang harus dimiliki oleh organisme, (2)
lebih umum, segala kekurangan, ketiadaan atau kesempurnaan yang dirasakan
seseorang.
Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa
memiliki dan kasih saying, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan
aktualisasi diri. Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan
manusia karena berbagai kekurangan yang ada, sedangkan motivasi pertumbuhan
didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Adapun
hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
· Kebutuhan
fisiologis atau dasar
· Kebutuhan
akan rasa aman
· Kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi
· Kebutuhan
untuk dihargai
· Kebutuhan
untuk akulturasi diri
Cinta dan kasih saying pun sebenarnya memperjelas
kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting; masing-masing
hierarki kebutuhan diuraikan sebagai berikut:
1. Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan
untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Seperti klebutuhan akan makanan,
minuman, seks, tidur, oksigen dan tampat berteduh.
2. Kebutuhan
Akan Rasa Aman
Kebutuhan
akan rasa aman ini diantaramnya adalah rasa aman fisik, stabilitas,
ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam.
3. Kebutuhan
Dicintai dan Disayangi
Kebutuhan
ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan
keturunan, kebutuhan untuk dengan dengan keluarga dan kebutuhan antarpribadi
seperti kebutuhan untuk memberi dan mengenal cinta
4. Kebutuhan
akan Penghargaan
Setelah
kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar
kebutuhan akan penghargaan.
5. Kebutuhan
Akan Akulturasi Diri
kebutuhan
akulturasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi
melibatkan keinginan yang terus-menerus untuk memenuhi proses.
Menurut
Maslow, meta kebutuhan dan meta patologi untuk mengaktualisasikan diri terdiri
atas berikut ini:
·
Kebenaran
·
Kebaikan
·
Keindahan atau kecantikan
·
Keseluruhan
·
Keadilan
Jika
berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta petologi seperti
berikut:
·
Apatisme
·
Kebosanan
·
Putus asa
·
Mementingkan diri sendiri
·
Tidak punya rasa humor
D.
Implikasi Kebutuhan Individu Peserta
Didik terhadap Pendidikan
Secara
ideal, dalam rangka pencapaian perkemabangan kebutuhan diri siswa, sekolah
seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya.
1. Kebutuhan
Jasmani
Untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani peserta didik, sekolah bisa melakukan
upaya-upaya berikut:
·
Memberikan pendidikan jasmani
·
Mengatur tempat duduk mereka sesuai dengan
keadaan fisik mereka
·
Memberikan waktu peserta didik untuk
istirahat
2. Kebutuhan
Rasa Aman
Contoh pemenuhan kebutuhan
rasa aman:
·
Adanya ekspektasi yang konsisten
·
Mengendalikan perilaku siswa dikelas
·
Sikap guru yang menyenangkan
3. Kebutuhan
Akan Kasih Sayang
Contoh pemenuhan
kebutuhan kasih sayang atau penerimaan
·
Guru dapat mengahrgai dan menghormati
setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya
·
Sekolah mengembangkan tutor sebaya
·
Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra
kulikuler yang beragam
4. Kebutuhan
akan Penghargaan
Contoh pemenuhan
kebutuhan harga diri:
·
Melibatkan seluruh siswa dikelas untuk
berpartisipasi dan bertanggung jawab
·
Selalu siap memberikan bantuan apabila
para siswa mengalami kesulitan
5. Kebutuhan
akan Rasa Bebas
Contoh pemenuhan
kebutuhan akan rasa aman:
·
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan yang terbaik
·
Menciptakan pembelajaran yang bermakna
dikaitkan dengan kehidupan nyata
·
Memberikan kebebasan kepada siswa untuk
menggali dan menjelajah kemempuan dan potensi yang dimilikinya
6. Kebutuhan
akan Rasa Sukses
Peserta didik
menginginkan kegiatan akademis berhasil dengan hasil baik. Mereka akan merasa
bahagia dan senang apabila mereka berhasil.
E.
Perkambangan Fisik, Genetik, dan
Lingkungan Peserta Didik
Perubahan
fisik merupakan perkembangan dalam tubuh seperti berat badan, tinggi badan,
hormon, otak, dan sistem saraf. Keadaan berat, tinggi badan anak usia sekolah,
pertumbuhan fisik selama masa ini, selain memberikan kemempuan anak-anak
berpartisipasi dalam berbagai hal baru, juga menimpulkan
permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologi
bagi mereka (Seifert dan Hoffnung, 1994).
F.
Implikasi Genetik dan Lingkungan
Terhadap Pendidikan
1. Perkambangan
Otak
Otak adalah sebuah sistem
biologis menusia yang diciptakan Allah
SWT, untuk mengindra dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan
terhadapnya. Otak adalah organ yang paling kompleks yang pernah dikenal dialam
semesta. Otak adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling berkembang dan
secara otomatis dalam mempelajari dirinya sendiri.
2. Masa
pubertas (10-14 tahun)
Biasanya anak perempuan 2
tahun lebih awal dalam memasuki masa pubertas dibandingkan dengan anak
laki-laki. Menurut beberapa ahli, perkembangan anak perempuan memasuki masa
pubertasnya saat usia 10 tahun, sedangkan anak laki-laki usia 12 tahun.
3. Implikasi
perkembangan Otak terhadap Pendidikan
Otak anak memang mempunyai
kemampuan untuk menyusun ribuan sambungan antarneutron. Namun, kemempuan itu
berhenti saat usia 10-11 tahun jika tidak dikembangkan dan digunakan. Untuk
meningklatkan kemempuan-kemempuan kognituf anak, proses kematangan otrak harus
diiringi dengan peluang-peluang untuk mengalami dunia semakin luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar