KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN DAN TEORI PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
A. Karakteristik
Perkembangan Peserta Didik
Aspek perkembangan meliputi perkembangan fisik-motorik
dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosio-emosional. Secara umum,
karakteristik perkembangan peserta didik dibedakan seperti berikut:
1. Karakteristik
dan Ciri Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Usia
saat masuk sekolah adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Seorang guru
profesional harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan
siswanya, sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui perkembangan
psikologi siswanya. Selain perkembangan psikologi, perlu diperhatikan juga
adalah kebutuhan peserta didik, pemahaman terhadap perkembangan psikologi
peserta didik dan tuga-tugas perkembangannya.
o Pengertian
Karakteristik Siswa
Dalam
Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta dikatakan bahwa karakter adalah
watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan. Menurut IR Pedjawijatna, karakter atau
watak adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dapat
dikatakan bahwa karakteristik siswa adalah
merupakan seluruh kondisi/keadaan watak yang nyata dan timbul dalam suatu
tindakan siswa dalam kehidupannya setiap saat dalam kehidupan sehari-hari. Ada
beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu diketahui para
guru. Adapun karakteristik dan kebutuhan peserta didik adalah sebagai berikut.
1. Senang
bermain
2. Senang
bergerak
3. Anak
senang bekerja dalam kelompok
4. Senang
merasakan atau melakukan, memperagakan sesuatu secara langsung
5. Anak
suka cengeng
6. Anak
sulit memahami isi pembicaraan orang lain
7. Senang
diperhatikan
A.
Ciri-Ciri Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 7 Tahun
1) Fisik
·
Pandangan terbatas.
·
Bekerja dengan kepala di atas meja.
·
Menggenggam pensil (diujung).
2) Sosial
·
Suka menyendiri, tertutup.
·
Membutuhkan penguatan terus-menerus (aman
dan teratur).
·
Kadang murung, sedih, merajuk, malu.
3) Bahasa
·
Pendengar yang baik.
·
Pembicara yang tepat.
·
Suka dialog/percakapan berpasangan.
4) Kognisi
·
Suka mengulang pelajaran.
·
Butuh akhir kegiatan yang jelas (lengkapi
dengan tugas).
·
Suka bekerja secara bertahap (sedikit demi
sedikit).
B. Ciri-Ciri
Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 8 Tahun
1) Fisik
·
Bergerak cepat, bekerja dengan
tergesa-gesa.
·
Penuh dengan energi.
·
Perlu pelepasan energi secara fisik
(kegiatan di luar rintangan).
2) Sosial
·
Bersifat sangat baik, penuh dengan humor.
·
Suka bekerja sama.
·
Sering “menggigit lebih dari yang bisa
dikunyah” salah dalam memperkirakan kemampuan mereka.
3) Bahasa
·
Bicara aktif.
·
Mendengarkan tapi penuh dengan gagasan
sehingga tidak dapat selalu ingat apa yang telah dikatakannya.
·
Melebih-lebihkan dalam bicara.
4) Kognisi
·
Suka kegiatan kelompok.
·
Suka menghasilkan sesuatu.
·
Sering bekerja dengan keras/kuat.
C. Ciri-Ciri
Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 9 Tahun
1) Fisik
·
Meningkat dalam koordinasi geraknya.
·
Tertantang melakukan kegiatan fisik
sekuatnya (memaksa).
·
Sering terluka.
2) Sosial
·
Sangat tinggi dalam kompetitif.
·
Tidak sabar.
·
Sering mengeluh; masalah persamaan.
3) Bahasa
·
Menggunakan kata-kata bersifat deskripsi.
·
Senang bermain dalam kata dan bahasa serta
informasi.
·
Bahasa seperti bayi kadang muncul kembali.
4) Kognisi
·
Senang menghasilkan sesuatu dan mengoreksi
diri sendiri.
·
Mulai mengenal dunia yang lebih luas.
·
Sedikit berimajinasi.
D. Ciri-Ciri
Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 10 Tahun
1) Fisik
·
Perkembangan otot besar.
·
Sangat membutuhkan waktu di luar ruangan
dan tantangan fisik.
·
Makanan ringan dan waktu istirahat
membantu pertumbuhan tubuhnya.
2) Bahasa
·
Pendengar yang baik.
·
Banyak membaca.
·
Ekspresif, suka menjelaskan, aktif
berbicara.
3) Kognisi
·
Kemampuan pada hal yang abstrak mulai
meningkat.
·
Menyukai aturan dan hal-hal yang masuk
akal.
E. Ciri-Ciri
Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 11 Tahun
1) Fisik
·
Meningkatnya nafsu makan, kegiatan dan
bicara.
·
Munculnya pubertas pada sebagian anak
perempuan.
·
Gerakan yang stabil, kurang waktu
istirahat.
2) Sosial
·
Peka, emosinya tidak stabil.
·
Berseberangan pendapat.
·
Senang berada di luar rumah.
3) Bahasa
·
Senang berbicara di telpon.
·
Selalu menuruti kata hati, bicara sebelum
dipikirkan.
·
Bicara kasar.
4) Kognisi
·
Dapat berpikir abstrak.
·
Mahir memberikan alasan.
·
Dapat membangun dan memodifikasi aturan.
F. Ciri-Ciri
Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 12 Tahun
1)
Fisik
·
Energi tinggi.
·
Butuh banyak istirahat.
·
Dorongan pertumbuhan, tanda pubertas.
2)
Sosial
·
Mulai tampak kepribadian orang dewasa.
·
Dapat memberikan alasan yang lebih masuk
akal.
·
Antusias dan tidak malu-malu.
3)
Bahasa
·
Muncul kekasaran (sarkasme).
·
Asyik ngobrol dengan orang dewasa atau
teman sebaya dengan bahasa “gaul”.
4)
Kognisi
·
Kemampuan memahami hal yang abstrak
meningkat.
·
Muncul kemampuan pada keterampilan/area
tertentu.
·
Dapat dan akan melihat dua sisi dari
sebuah argumen.
o
Masalah Perkembangan Psikologi Anak Usia
Sekolah Dasar
Masalah Perkembangan Psikologi Anak Usia
Sekolah Dasar (SD) :
a.
Hiperaktif
Hiperaktif ini merupakan sebuah gangguan
psikologi anak yang cukup sering terjadi. Seorang anak akan mendapatkan sebuah
gangguan perilaku dimana mereka cenderung bergerak aktif, bahkan super aktif di
dalam rumah atau di lingkungan permainan bersama dengan teman-temannya.
b.
Sulit Berkonsentrasi
Anak dengan konsentrasi yang buruk bisa
membuatnya kesulitan apabila harus belajar dalam waktu lama dan mengerti
mengenai beberapa materi pembelajaran. Mereka cenderung mudah terpengaruh
terhadap hal yang ada di sekitarnya sehingga tidak mampu berkonsentrasi secara
maksimal.
c.
Pemurung dan Penyendiri
Ketika kita telah membahas mengenai
anak-anak yang ceria, bahkan hiperaktif, ada pula anak yang berperilaku
sebaliknya. Mereka sangat sulit bergaul dan cenderung merasa malu dengan
keadaan mereka sendiri. Anak-anak seperti ini juga tidak boleh dibiarkan
berlarut karena jiwa sosial mereka tidak bisa berkembang jika selalu dibiarkan.
d.
Masalah Bicara
Seorang anak yang mempunyai masalah bicara
juga banyak terjadi. Rata-rata mereka mempunyai masalah mengenai artikulasi
dimana pembicaraan yang mereka lakukan kurang jelas dan sulit diterima oleh
lawan bicara. Salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan untuk memecahkan
masalah ini adalah dengan terapi bicara.
Wentzal dan Asher menyatakan bahwa para pakar
perkembangan membedakan 3 tipe anak yang tidak popular, yaitu sebagai berikut.
Ø Anak
yang diabaikan (neglected children):
yaitu anak yang jarang dinominasikan sebagai teman terbaik, tetapi bukan tidak
disukain oleh teman-teman di kelompoknya. Anak ini biasanya tidak memiliki
teman bermain yang akrab, tetapi mereka tidak dibenci atau ditolak oleh teman
sebayanya.
Ø Anak
yang ditolak (rejected children):
yaitu anak yang jarang dinominasikan oleh seseorang sebagai teman terbaik dan
tidak disukai oleh kelompoknya, karena biasanya anak yang ditolak adalah anak
yang agresif, sok kuasa, dan suka mengganggu. Anak ini biasanya mengalami problem penyesuaian diri yang serius di
masa dewasa.
Ø Anak
yang kontroversi (controversial children)
adalah anak yang sering dinominasikan keduanya, yaitu baik sebagai teman baik
dan sebagai teman yang tidak disukai (Santrock(1997, 325)).
o
Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua
fase berikut.
-
Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar yang
berlangsung antara usia 6/7 tahun-9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1,
2, dan 3 sekolah dasar.
-
Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang
berlangsung antara usia 9/10 tahun-12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas
4, 5, dan 6 sekolah dasar.
o
Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas
rendah sekolah dasar adalah sebagai berikut.
-
Ada hubungan yang kuat antara keadaan
jasmani dan prestasi sekolah.
-
Suka memuji diri sendiri.
-
Suka meremehkan orang lain.
o
Ciri-ciri khas anak masa kelas-kelas
tinggi sekolah dasar, yaitu sebagai berikut.
-
Perhatiannya tertuju pada kehidupan
praktis sehari-hari.
-
Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
-
Timbul minat pada pelajaran-pelajaran
khusus.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan
tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa berikut ini.
1) Menciptakan
lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
2) Melaksanakan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar, bergaul dan
bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
3) Mengembangkan
kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung
dalam membangun konsep.
B. Teori-Teori
tentang Hakikat Perkembangan Peserta Didik
1. Teori
Psikodinamika
Teori psikodinamika adalah teori psikologi yang
berupaya menjelaskan hakikat dan perkembangan tingkah laku (kepribadian)
manusia, dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939). Model psikodinamika yang
diajukan Freud disebut teori psikoanalistis (psychoanalytic theory). Menurut Freud, sedikit ide-ide,
harapan-harapan, dan impuls-impuls yang ada dalam diri individu dan yang
menentukan tingkah laku mereka. Berdasarkan ide-ide pokok tentang tingkah laku
manusia, Freud membedakan kepribadian manusia atas tiga unit mental atau
struktur psikis berikut.
a.
Id
b.
Ego
c.
Superego
2.
Teori Behavioristik
Behavioristik adalah sebuah aliran dalam pembahasan
tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh John B. Watson (1878-1958), seorang
ahli psikologi Amerika, pada tahun 1930, sebagai reaksi atas teori
psikodinamika. Watson dan teoristik behavioristik lainnya, seperti Skinner
(1904-1990), meyakini bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan
genetis dan pengaruh lingkungan atau situasional. Jika Freud melihat tingkat
laku kita dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan yang tidak rasional, teoritikus
behavioristik melihat kita sebagai hasil pengaruh lingkungan yang membentuk dan
memanipulasi tingkah laku kita. Menurut teoritikus behavioristik, manusia
adalah sepenuhnya manusia yang reaktif, yang tingkah lakunya dikontrol oleh
faktor-faktor dari luar.
3.
Teori Humanistik
Para teoritikus humanistik mempertahankan bahwa
manusia memiliki kecenderung bawaan untuk melakukan self-actualization untuk berjuang menjadi apa yang mereka mampu. Menurut
Rogers, salah seorang tokoh aliran humanistik, prasyarat dari terpenting bagi
aktualisasi diri adalah konsep diri yang luas dan fleksibel. Rogers meyakini
bahwa orang tua mempunyai peran yang besar dalam membantu anak-anak mereka
mengembangkan self-esteem dan
menempatkan mereka pada jalur self-actualization
dengan menunjukkan unconditional positive
regard memuji mereka berdasarkan nilai dari dalam diri mereka.
4.
Teori Psikologi Transpersonal
Psikologi transpersonal merupakan pengembangan
psikologi humanistik. Aliran psikologi ini disebut aliran keempat psikologi.
S.I. Shapiro dan Denise H. Lojoie (1992) menggabarkan psikologi transpersonal sebagai transpersonal psychology in concerted with the study of humanitys
highest potential, and with the recognition understanding, and realization of
unitive, spiritual, and transcendent states of consciousness.
5.
Teori Nativisme (Teori yang
Berorientasi pada Biologi)
Aliran nativisme berasal dari kata natus (lahir); nativis (pembawaan) yang ajarannya memandang manusia (anak manusia)
sejak lahir telah membawa suatu kekuatan yang disebut potensi (dasar).
Dengan kata lain, bahwa aliran nativisme berpandangan
segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi
perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar
turunan, misalnya: kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga
pintar.
6.
Teori Empirisme (Teori Lingkungan)
Empirisme (empiri
= pengalaman). Dengan kata lain, bahwa anak manusia itu lahir dalam keadaan
suci dalam pengertian anak bersih tidak membawa apa-apa. Karena itu, aliran ini
berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor
lingkungan.
Tokoh perintis aliran empirisme adalah seorang filosof
Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “tabula rasa”,
yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik
yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan
perkembangan anak.
7.
Teori Konvergensi
Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen,
artinya bersifat menuju satu titik pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan
individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya
memainkan peranan penting.
Perintis aliran konvergensi adalah William Stern
(1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa
seorang anak dilahirkan di dunia disertai pembawaan baik maupun pembawaan
buruk.
C. Perbedaan
Individual Peserta Didik
Secara umum, perbedaan individual dibagi menjadi dua,
yaitu perbedaan secara vertical dan perbedaan secara horizontal. Perbedaan
vertical adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah, seperti bentuk,
tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya. Perbedaan horizontal adalah perbedaan
individu dalam aspek mental, seperti tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan,
emosi, tempramen, dan sebagainya.
D. Periodesasi
Perkembangan Anak
1.
Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep
Didaktif
Pembagian
seperti ini, antara lain diberikan oleh Johann Amos Cimenius, seorang ahli
didik dari Moravia. Ia membagi fase-fase perkembangan berdasarkan tingkat
sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang
dipelajarinya di sekolah.
a. Pada
usia 0-6 tahun = fase sekolah ibu;
b. Pada
usia 6-12 tahun = fase sekolah bahasa ibu;
c. Pada
usia 12-18 tahun = fase sekolah bahasa Latin;
d. Pada
usia 18-24 tahun = fase sekolah tinggi dan pengembaraan.
2.
Periodesasi Perkembangan Berdasarkan
Ciri-Ciri Psikologis
Periode
perkembangan berdasarkan ciri-ciri psikologis ini dikemukakan oleh beberapa
ahli, di antaranya Oswald Kroch. Ciri-ciri yang digunakan oleh Oswald Kroch
adalah pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat “keras kepala” dan ia
membagi fase perkembangan ini menjadi tiga.
a. Fase
anak awal, umur 0-3 tahun.
b. Fase
keserasian sekolah, umur 3-13 tahun.
c. fase
kematangan, umur 13-21 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar