Sabtu, 31 Desember 2016

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN DAN TEORI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN DAN TEORI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

A.    Karakteristik Perkembangan Peserta Didik
Aspek perkembangan meliputi perkembangan fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosio-emosional. Secara umum, karakteristik perkembangan peserta didik dibedakan seperti berikut:
1.      Karakteristik dan Ciri Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Usia saat masuk sekolah adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Seorang guru profesional harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui perkembangan psikologi siswanya. Selain perkembangan psikologi, perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik, pemahaman terhadap perkembangan psikologi peserta didik dan tuga-tugas perkembangannya.
o     Pengertian Karakteristik Siswa
Dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta dikatakan bahwa karakter adalah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan. Menurut IR Pedjawijatna, karakter atau watak adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dapat dikatakan bahwa karakteristik siswa adalah merupakan seluruh kondisi/keadaan watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalam kehidupannya setiap saat dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu diketahui para guru. Adapun karakteristik dan kebutuhan peserta didik adalah sebagai berikut.
1.      Senang bermain
2.      Senang bergerak
3.      Anak senang bekerja dalam kelompok
4.      Senang merasakan atau melakukan, memperagakan sesuatu secara langsung
5.      Anak suka cengeng
6.      Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain
7.      Senang diperhatikan

A. Ciri-Ciri Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 7 Tahun
1)      Fisik
·         Pandangan terbatas.
·         Bekerja dengan kepala di atas meja.
·         Menggenggam pensil (diujung).
2)      Sosial
·         Suka menyendiri, tertutup.
·         Membutuhkan penguatan terus-menerus (aman dan teratur).
·         Kadang murung, sedih, merajuk, malu.
3)      Bahasa
·         Pendengar yang baik.
·         Pembicara yang tepat.
·         Suka dialog/percakapan berpasangan.
4)      Kognisi
·         Suka mengulang pelajaran.
·         Butuh akhir kegiatan yang jelas (lengkapi dengan tugas).
·         Suka bekerja secara bertahap (sedikit demi sedikit).
B.     Ciri-Ciri Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 8 Tahun
1)      Fisik
·         Bergerak cepat, bekerja dengan tergesa-gesa.
·         Penuh dengan energi.
·         Perlu pelepasan energi secara fisik (kegiatan di luar rintangan).
2)      Sosial
·         Bersifat sangat baik, penuh dengan humor.
·         Suka bekerja sama.
·         Sering “menggigit lebih dari yang bisa dikunyah” salah dalam memperkirakan kemampuan mereka.
3)      Bahasa
·         Bicara aktif.
·         Mendengarkan tapi penuh dengan gagasan sehingga tidak dapat selalu ingat apa yang telah dikatakannya.
·         Melebih-lebihkan dalam bicara.

4)      Kognisi
·         Suka kegiatan kelompok.
·         Suka menghasilkan sesuatu.
·         Sering bekerja dengan keras/kuat.
C.     Ciri-Ciri Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 9 Tahun
1)      Fisik
·         Meningkat dalam koordinasi geraknya.
·         Tertantang melakukan kegiatan fisik sekuatnya (memaksa).
·         Sering terluka.
2)      Sosial
·         Sangat tinggi dalam kompetitif.
·         Tidak sabar.
·         Sering mengeluh; masalah persamaan.
3)      Bahasa
·         Menggunakan kata-kata bersifat deskripsi.
·         Senang bermain dalam kata dan bahasa serta informasi.
·         Bahasa seperti bayi kadang muncul kembali.
4)      Kognisi
·         Senang menghasilkan sesuatu dan mengoreksi diri sendiri.
·         Mulai mengenal dunia yang lebih luas.
·         Sedikit berimajinasi.
D.    Ciri-Ciri Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 10 Tahun
1)      Fisik
·         Perkembangan otot besar.
·         Sangat membutuhkan waktu di luar ruangan dan tantangan fisik.
·         Makanan ringan dan waktu istirahat membantu pertumbuhan tubuhnya.
2)      Bahasa
·         Pendengar yang baik.
·         Banyak membaca.
·         Ekspresif, suka menjelaskan, aktif berbicara.
3)      Kognisi
·         Kemampuan pada hal yang abstrak mulai meningkat.
·         Menyukai aturan dan hal-hal yang masuk akal.
E.     Ciri-Ciri Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 11 Tahun
1)      Fisik
·         Meningkatnya nafsu makan, kegiatan dan bicara.
·         Munculnya pubertas pada sebagian anak perempuan.
·         Gerakan yang stabil, kurang waktu istirahat.
2)      Sosial
·         Peka, emosinya tidak stabil.
·         Berseberangan pendapat.
·         Senang berada di luar rumah.
3)      Bahasa
·         Senang berbicara di telpon.
·         Selalu menuruti kata hati, bicara sebelum dipikirkan.
·         Bicara kasar.
4)      Kognisi
·         Dapat berpikir abstrak.
·         Mahir memberikan alasan.
·         Dapat membangun dan memodifikasi aturan.
F.      Ciri-Ciri Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 12 Tahun
1)      Fisik
·         Energi tinggi.
·         Butuh banyak istirahat.
·         Dorongan pertumbuhan, tanda pubertas.
2)      Sosial
·         Mulai tampak kepribadian orang dewasa.
·         Dapat memberikan alasan yang lebih masuk akal.
·         Antusias dan tidak malu-malu.
3)      Bahasa
·         Muncul kekasaran (sarkasme).
·         Asyik ngobrol dengan orang dewasa atau teman sebaya dengan bahasa “gaul”.
4)      Kognisi
·         Kemampuan memahami hal yang abstrak meningkat.
·         Muncul kemampuan pada keterampilan/area tertentu.
·         Dapat dan akan melihat dua sisi dari sebuah argumen.

o   Masalah Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah Dasar
Masalah Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah Dasar (SD) :
a.       Hiperaktif
      Hiperaktif ini merupakan sebuah gangguan psikologi anak yang cukup sering terjadi. Seorang anak akan mendapatkan sebuah gangguan perilaku dimana mereka cenderung bergerak aktif, bahkan super aktif di dalam rumah atau di lingkungan permainan bersama dengan teman-temannya.
b.      Sulit Berkonsentrasi
      Anak dengan konsentrasi yang buruk bisa membuatnya kesulitan apabila harus belajar dalam waktu lama dan mengerti mengenai beberapa materi pembelajaran. Mereka cenderung mudah terpengaruh terhadap hal yang ada di sekitarnya sehingga tidak mampu berkonsentrasi secara maksimal.
c.       Pemurung dan Penyendiri
      Ketika kita telah membahas mengenai anak-anak yang ceria, bahkan hiperaktif, ada pula anak yang berperilaku sebaliknya. Mereka sangat sulit bergaul dan cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri. Anak-anak seperti ini juga tidak boleh dibiarkan berlarut karena jiwa sosial mereka tidak bisa berkembang jika selalu dibiarkan.

d.       Masalah Bicara
      Seorang anak yang mempunyai masalah bicara juga banyak terjadi. Rata-rata mereka mempunyai masalah mengenai artikulasi dimana pembicaraan yang mereka lakukan kurang jelas dan sulit diterima oleh lawan bicara. Salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan terapi bicara.
      Wentzal dan Asher menyatakan bahwa para pakar perkembangan membedakan 3 tipe anak yang tidak popular, yaitu sebagai berikut.
Ø Anak yang diabaikan (neglected children): yaitu anak yang jarang dinominasikan sebagai teman terbaik, tetapi bukan tidak disukain oleh teman-teman di kelompoknya. Anak ini biasanya tidak memiliki teman bermain yang akrab, tetapi mereka tidak dibenci atau ditolak oleh teman sebayanya.
Ø Anak yang ditolak (rejected children): yaitu anak yang jarang dinominasikan oleh seseorang sebagai teman terbaik dan tidak disukai oleh kelompoknya, karena biasanya anak yang ditolak adalah anak yang agresif, sok kuasa, dan suka mengganggu. Anak ini biasanya mengalami problem penyesuaian diri yang serius di masa dewasa.
Ø Anak yang kontroversi (controversial children) adalah anak yang sering dinominasikan keduanya, yaitu baik sebagai teman baik dan sebagai teman yang tidak disukai (Santrock(1997, 325)).
o   Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase berikut.
-       Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun-9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 sekolah dasar.
-       Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang berlangsung antara usia 9/10 tahun-12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 sekolah dasar.
o   Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah sekolah dasar adalah sebagai berikut.
-       Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
-       Suka memuji diri sendiri.
-       Suka meremehkan orang lain.
o   Ciri-ciri khas anak masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, yaitu sebagai berikut.
-       Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.
-       Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
-       Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa berikut ini.
1)      Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
2)      Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar, bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
3)      Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.
B.     Teori-Teori tentang Hakikat Perkembangan Peserta Didik
1.      Teori Psikodinamika
Teori psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan perkembangan tingkah laku (kepribadian) manusia, dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939). Model psikodinamika yang diajukan Freud disebut teori psikoanalistis (psychoanalytic theory). Menurut Freud, sedikit ide-ide, harapan-harapan, dan impuls-impuls yang ada dalam diri individu dan yang menentukan tingkah laku mereka. Berdasarkan ide-ide pokok tentang tingkah laku manusia, Freud membedakan kepribadian manusia atas tiga unit mental atau struktur psikis berikut.
a.         Id
b.         Ego
c.         Superego
2.      Teori Behavioristik
Behavioristik adalah sebuah aliran dalam pembahasan tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh John B. Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika, pada tahun 1930, sebagai reaksi atas teori psikodinamika. Watson dan teoristik behavioristik lainnya, seperti Skinner (1904-1990), meyakini bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh lingkungan atau situasional. Jika Freud melihat tingkat laku kita dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan yang tidak rasional, teoritikus behavioristik melihat kita sebagai hasil pengaruh lingkungan yang membentuk dan memanipulasi tingkah laku kita. Menurut teoritikus behavioristik, manusia adalah sepenuhnya manusia yang reaktif, yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar.
3.      Teori Humanistik
Para teoritikus humanistik mempertahankan bahwa manusia memiliki kecenderung bawaan untuk melakukan self-actualization untuk berjuang menjadi apa yang mereka mampu. Menurut Rogers, salah seorang tokoh aliran humanistik, prasyarat dari terpenting bagi aktualisasi diri adalah konsep diri yang luas dan fleksibel. Rogers meyakini bahwa orang tua mempunyai peran yang besar dalam membantu anak-anak mereka mengembangkan self-esteem dan menempatkan mereka pada jalur self-actualization dengan menunjukkan unconditional positive regard memuji mereka berdasarkan nilai dari dalam diri mereka.
4.      Teori Psikologi Transpersonal
Psikologi transpersonal merupakan pengembangan psikologi humanistik. Aliran psikologi ini disebut aliran keempat psikologi. S.I. Shapiro dan Denise H. Lojoie (1992) menggabarkan psikologi  transpersonal sebagai transpersonal psychology in concerted with the study of humanitys highest potential, and with the recognition understanding, and realization of unitive, spiritual, and transcendent states of consciousness.
5.      Teori Nativisme (Teori yang Berorientasi pada Biologi)
Aliran nativisme berasal dari kata natus (lahir); nativis (pembawaan) yang ajarannya memandang manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa suatu kekuatan yang disebut potensi (dasar).
Dengan kata lain, bahwa aliran nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya: kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.
6.      Teori Empirisme (Teori Lingkungan)
Empirisme (empiri = pengalaman). Dengan kata lain, bahwa anak manusia itu lahir dalam keadaan suci dalam pengertian anak bersih tidak membawa apa-apa. Karena itu, aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan.
Tokoh perintis aliran empirisme adalah seorang filosof Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “tabula rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.
7.      Teori Konvergensi
Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting.
Perintis aliran konvergensi adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk.
C.     Perbedaan Individual Peserta Didik
Secara umum, perbedaan individual dibagi menjadi dua, yaitu perbedaan secara vertical dan perbedaan secara horizontal. Perbedaan vertical adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah, seperti bentuk, tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya. Perbedaan horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi, tempramen, dan sebagainya.

D.    Periodesasi Perkembangan Anak
1.         Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif
Pembagian seperti ini, antara lain diberikan oleh Johann Amos Cimenius, seorang ahli didik dari Moravia. Ia membagi fase-fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah.
a.       Pada usia 0-6 tahun = fase sekolah ibu;
b.      Pada usia 6-12 tahun = fase sekolah bahasa ibu;
c.       Pada usia 12-18 tahun = fase sekolah bahasa Latin;
d.      Pada usia 18-24 tahun = fase sekolah tinggi dan pengembaraan.
2.         Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Psikologis
Periode perkembangan berdasarkan ciri-ciri psikologis ini dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya Oswald Kroch. Ciri-ciri yang digunakan oleh Oswald Kroch adalah pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat “keras kepala” dan ia membagi fase perkembangan ini menjadi tiga.
a.       Fase anak awal, umur 0-3 tahun.
b.      Fase keserasian sekolah, umur 3-13 tahun.
c.       fase kematangan, umur 13-21 tahun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar