KONSEP
DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Konsep
dasar yang berkenaan dengan perkembangan peserta didik adalah pertumbuhan,
kematangan, kedewasaan, perkembangan, dan perkembangan yang normal.
A. Pengertian
Peserta Didik
Peserta
didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan
sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar
di sekolah (Sinolungan, 1997). Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan
bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Dalam
perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1
Ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Dapat kita simpulkan bahwa peserta didik merupakan
individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya sebagai berikut :
·
Individu
yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan
yang unik.
·
Individu
yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
·
Individu
yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
B. Tahap-Tahap
dan Ciri Perkembangan Anak
Perkembangan manusia mula-mula berada dalam keadaan
bayi dengan ciri-ciri yang khas; kemudian bertambah besar dengan ciri-ciri yang
khas pula yang disebut kanak-kanak. Setelah itu, menjadi anak besar (puber),
lalu menjadi remaja, dan akhirnya dewasalah ia. Tiap masa ditandai dengan
ciri-ciri tertentu serta kecakapan dan sikap tertentu, yang disebut tahap
perkembangan.
1. Tahap
Perkembangan Biologis
a. Masa
Prenatal
b. Masa
Bayi
c. Masa
Kanak-Kanak Awal (Early Childhood)
d. Masa
Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood)
e. Masa
Pubertas (Akhir Baligh)
f.
Masa Remaja (Adolescence)
g. Masa
Dewasa Awal (Early Adulthood)
h. Masa
Dewasa Madya (Middle Adulthood/Middle Age)
i.
Masa Usia Lanjut (Late Adulthood/Old Age)
2. Tahap
Perkembangan Berdasarkan Didaktif
Adapun
tahap-tahap perkembangan itu adalah sebagai berikut.
o
Tahap I, dari umur 0 sampai 2 tahun. Tahap
ini disebut tahap asuhan.
o
Tahap II, dari umur 2 sampai 12 tahun.
Tahap ini dinamakan tahap pendidikan jasmani dan latihan-latihan panca indera.
o
Tahap III, dari umur 12 sampai 15 tahun.
Tahap ini disebut tahap pendidikan akal pikiran.
o
Tahap IV, dari umur 15 sampai 20 tahun.
Tahap ini disebut tahap pembentukan watak (karakter) dan pendidikan agama.
3. Tahap
Perkembangan Berdasarkan Psikologi
Kroh
membagi tahap-tahap perkembangan ini sebagai berikut:
o
Tahap I: mulai umur 0 sampai 3 tahun, yang
biasanya disebut juga masa kanak-kanak awal.
o
Tahap II: mulai umur 3 sampai 13 tahun,
yang disebut juga masa keserasian sekolah.
o
Tahap III: mulai umur 13 sampai akhir masa
remaja, yang biasanya disebut masa kematangan. Untuk menentukan umur berapa
berakhirnya masa remaja itu, tidak dapat ditentukan dengan pasti tetapi pada
umumnya sebagai perkiraan pada umur 21 tahun.
C. Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
a. Bakat
atau pembawaan
b. Sifat-sifat
keturunan
c. Dorongan
dan instink
Selain
itu, ada juga yang menggolongkan faktor yang memengaruhi perkembangan peserta
didik seperti berikut.
1. Faktor
Internal
a.
Kondisi Fisik
b.
Kondisi Psikis
2. Faktor
Eksternal
a. Lingkungan
Fisik
b. Lingkungan
Nonfisik
D. Perkembangan
Masa Hidup Anak
§
Perkembangan Anak dari Segi Psikologi
a. Masa
Balita, Masa Prasekolah (2-5 Tahun)
b. Masa
Anak Sekolah (6-12 Tahun)
c. Masa
Anak Tanggung: Praremaja (10-12 Tahun)
E. Kematangan
dan Perkembangan Pengalaman Peserta Didik
Kematangan (maturation)
adalah urutan perubahan yang dialami individu secara teratur yang ditentukan
oleh rancangan genetiknya (Santrock dan Yussen, 1992: 20). Kematangan dipandang
sebagai suatu pembawaan (nature),
yakni sebagai warisan biologis organisme yang dibawa sejak lahir.
Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami oleh
individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menurut kaum environmentalis,
unsur genetik sekedar mewariskan potensi dasar, tetapi bagaimana hal itu tumbuh
dan berkembang sangat tergantung pada makanan, gizi, perawatan medis, latihan
dan pendidikan yang diberikan oleh lingkungan. Kesimpulannya, lingkungan
dipandang sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Kaum interaksionis mempercayai bahwa hamper semua
kualitas fisik dan psikis individu merupakan hasil dari pengaruh pembawaan dan
lingkungan. Misalnya:
·
Tinggi badan anak tergantung kepada
rancangan genetik yang diturunkan dari orang tuanya (pembawaan);
·
Tinggi badan anak juga tergantung pada
gizi dan latihan yang diperoleh selama proses pertumbuhan (lingkungan);
F. Implikasi
Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik terhadap Proses Pembelajaran
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan maturation, sering
dilawankan dengan immaturation, yang
artinya tidak matang. Chaplin (2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (1) perkembangan
proses mencapai kemasakan/usia masak; (2) proses perkembangan, yang dianggap
berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis,
rumpun). Myers (1996) mendefinisikan kematangan (maturation) sebagai biological
growth the processes that enable orderly in behavior, relatively uninfluenced
by experience. Menurut Zigler dan Stevenson (1993), kematangan adalah the orderly physiological changes that occur
in all species over time and that appear to unfold according to a genetic
blueprint. Davidoff (1988) menggunakan istilah kematangan (maturation) untuk menunjuk pada
munculnya pola perilaku tertentu yang bergantung pada pertumbuhan jasmani dan
kesiapan susunan saraf.
Dari pernyataan di atas, maka dapatlah ditarik
beberapa implikasi pertumbuhan atau perkembangan atau kematangan peserta didik
terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut.
a.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak
lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang
berada dalam lingkungan hidup itu.
b.
Interaksi manusia dengan lingkungannya
sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada
lingkungan.
Bagi
anak usia sekolah dasar, perkembangan, pertumbuhan, dan kematangan dapat
dilihat dari beberapa sudut perkembangan sebagai berikut.
a.
Perkembangan Intelektual
b.
Perkembangan Bahasa
c.
Perkembangan Sosial
d.
Perkembangan Emosi
e.
Perkembangan Emosional
f.
Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar