Sabtu, 31 Desember 2016

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Konsep dasar yang berkenaan dengan perkembangan peserta didik adalah pertumbuhan, kematangan, kedewasaan, perkembangan, dan perkembangan yang normal.
A.    Pengertian Peserta Didik
Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997). Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dapat kita simpulkan bahwa peserta didik merupakan individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya sebagai berikut :
·         Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik.
·         Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
·         Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
B.     Tahap-Tahap dan Ciri Perkembangan Anak
Perkembangan manusia mula-mula berada dalam keadaan bayi dengan ciri-ciri yang khas; kemudian bertambah besar dengan ciri-ciri yang khas pula yang disebut kanak-kanak. Setelah itu, menjadi anak besar (puber), lalu menjadi remaja, dan akhirnya dewasalah ia. Tiap masa ditandai dengan ciri-ciri tertentu serta kecakapan dan sikap tertentu, yang disebut tahap perkembangan.
1.      Tahap Perkembangan Biologis
a.       Masa Prenatal
b.      Masa Bayi
c.       Masa Kanak-Kanak Awal (Early Childhood)
d.      Masa Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood)
e.       Masa Pubertas (Akhir Baligh)
f.        Masa Remaja (Adolescence)
g.      Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)
h.      Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood/Middle Age)
i.        Masa Usia Lanjut (Late Adulthood/Old Age)
2.      Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktif
Adapun tahap-tahap perkembangan itu adalah sebagai berikut.
o   Tahap I, dari umur 0 sampai 2 tahun. Tahap ini disebut tahap asuhan.
o   Tahap II, dari umur 2 sampai 12 tahun. Tahap ini dinamakan tahap pendidikan jasmani dan latihan-latihan panca indera.
o   Tahap III, dari umur 12 sampai 15 tahun. Tahap ini disebut tahap pendidikan akal pikiran.
o   Tahap IV, dari umur 15 sampai 20 tahun. Tahap ini disebut tahap pembentukan watak (karakter) dan pendidikan agama.
3.      Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologi
Kroh membagi tahap-tahap perkembangan ini sebagai berikut:
o   Tahap I: mulai umur 0 sampai 3 tahun, yang biasanya disebut juga masa kanak-kanak awal.
o   Tahap II: mulai umur 3 sampai 13 tahun, yang disebut juga masa keserasian sekolah.
o   Tahap III: mulai umur 13 sampai akhir masa remaja, yang biasanya disebut masa kematangan. Untuk menentukan umur berapa berakhirnya masa remaja itu, tidak dapat ditentukan dengan pasti tetapi pada umumnya sebagai perkiraan pada umur 21 tahun.
C.     Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
a.       Bakat atau pembawaan
b.      Sifat-sifat keturunan
c.       Dorongan dan instink
Selain itu, ada juga yang menggolongkan faktor yang memengaruhi perkembangan peserta didik seperti berikut.
1.      Faktor Internal
a.       Kondisi Fisik
b.      Kondisi Psikis
2.      Faktor Eksternal
a.       Lingkungan Fisik
b.      Lingkungan Nonfisik
D.    Perkembangan Masa Hidup Anak
§   Perkembangan Anak dari Segi Psikologi
a.    Masa Balita, Masa Prasekolah (2-5 Tahun)
b.   Masa Anak Sekolah (6-12 Tahun)
c.    Masa Anak Tanggung: Praremaja (10-12 Tahun)
E.     Kematangan dan Perkembangan Pengalaman Peserta Didik
Kematangan (maturation) adalah urutan perubahan yang dialami individu secara teratur yang ditentukan oleh rancangan genetiknya (Santrock dan Yussen, 1992: 20). Kematangan dipandang sebagai suatu pembawaan (nature), yakni sebagai warisan biologis organisme yang dibawa sejak lahir.
Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menurut kaum environmentalis, unsur genetik sekedar mewariskan potensi dasar, tetapi bagaimana hal itu tumbuh dan berkembang sangat tergantung pada makanan, gizi, perawatan medis, latihan dan pendidikan yang diberikan oleh lingkungan. Kesimpulannya, lingkungan dipandang sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Kaum interaksionis mempercayai bahwa hamper semua kualitas fisik dan psikis individu merupakan hasil dari pengaruh pembawaan dan lingkungan. Misalnya:
·         Tinggi badan anak tergantung kepada rancangan genetik yang diturunkan dari orang tuanya (pembawaan);
·         Tinggi badan anak juga tergantung pada gizi dan latihan yang diperoleh selama proses pertumbuhan (lingkungan);
F.      Implikasi Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik terhadap Proses Pembelajaran
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan maturation, sering dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Chaplin (2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (1) perkembangan proses mencapai kemasakan/usia masak; (2) proses perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun). Myers (1996) mendefinisikan kematangan (maturation) sebagai biological growth the processes that enable orderly in behavior, relatively uninfluenced by experience. Menurut Zigler dan Stevenson (1993), kematangan adalah the orderly physiological changes that occur in all species over time and that appear to unfold according to a genetic blueprint. Davidoff (1988) menggunakan istilah kematangan (maturation) untuk menunjuk pada munculnya pola perilaku tertentu yang bergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan saraf.
Dari pernyataan di atas, maka dapatlah ditarik beberapa implikasi pertumbuhan atau perkembangan atau kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut.
a.       Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
b.      Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan.
      Bagi anak usia sekolah dasar, perkembangan, pertumbuhan, dan kematangan dapat dilihat dari beberapa sudut perkembangan sebagai berikut.
a.       Perkembangan Intelektual
b.      Perkembangan Bahasa
c.       Perkembangan Sosial
d.      Perkembangan Emosi
e.       Perkembangan Emosional
f.        Perkembangan Penghayatan Keagamaan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar