Dampak
Stres pada Kesehatan
Stres telah menjadi bagian yang tak
terlepaskan dari kehidupan kita. Begitu seringnya sehingga kita hampir tidak
pernah menyadari bahwa kita mungkin sedang mengalami stres. Hal ini dapat
muncul mulai dari sakit kepala, rasa lekas marah, dan dapat berkembang menjadi
demam, atau mungkin menyebabkan serangan jantung bahkan stroke.
Bagaimanakah stres dapat menyebabkan kerusakan pada
tubuh kita, meskipun kita mencoba untuk mengabaikannya? Kondisi ini memiliki
banyak keterkaitan dengan otak manusia dan bagaimana stres dapat
mempengaruhinya? Dampak buruk stres pada otak yang sebenarnya belum dapat
teruraikan dengan sepenuhnya. Dari hal yang banyak kita tahu seperti sekarang
ini, bahwa dampak stres dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada tubuh,
pikiran, dan suasana hati kita.
- Kerusakan pada sel
otak
Stres melepaskan hormon
glukokortikoid di otak, yang secara bertahap melemahkan sel-sel otak, sehingga
akhirnya membunuhnya. Adrenalin akan dilepaskan selama stres, yang membuat kita
merasa gelisah dan kebingungan. Ketika adrenalin ini tidak dikeluarkan, hal ini
dapat mengakibatkan tingkat produksi dari glukokortikoid yang berlebihan. Dalam
sebuah studi terbaru yang dilakukan pada hewan, tinginya tingkat glukokortikoid
menyebabkan sel-sel otak hewan tersebut mati. Kemungkinan besar hasil yang sama
juga muncul pada manusia, jika stres berjalan dalam jangka waktu lama.
- Stres melemahkan
daya ingat
Peningkatan tingkat glukokortikoid
yang berkepanjangan dapat melemahkan daya ingat. Hal ini disebabkan karena
ujung saraf yang lebih tua merasa kesulitan untuk berhubungan dengan sel-sel
otak yang baru. Di samping itu juga membuat semakin sulit dalam mengirimkan
informasi atau feedback, sehingga menyebabkan kehilangan ingatan dalam jangka
pendek. Pada akhirnya, ini menyebabkan timbulnya demensia dan alzheimer pada
manusia.
- Penyusutan otak
Stres merenggut komposisi otak,
sehingga menyebabkan daerah hippocampus menyusut selama beberapa tempo. Kondisi
ini lebih sering terlihat pada korban trauma dan kekerasan. Menyusutnya otak
dapat membuat sulit bagi seseorang untuk berkonsentrasi dan mengingat sesuatu.
Hal ini juga mengganggu keterampilan motorik dan membuat sulit bagi seseorang
untuk merencanakan segala sesuatu.
- Resiko serangan
jantung
Suplai darah ke otak saat tidak cukup
saat menderita stres. Kekurangan pasokan darah membuat jantung untuk memompa
kembali dan ini dapat membahayakan keseimbangan jantung. Otak mengkonsumsi 20%
dari total oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh, sedangkan jika otak dibiarkan
kekurangan oksigen, maka tubuh juga akan kelaparan. Pada akhirnya akan
menyebabkan jantung menjadi berdebar-debar, dan membuat sulit bagi kita untuk
bernafas. Seringkali orang yang menderita stres merasakan jantungnya terasa
berdebar-debar dan banyak penyakit lainnya yang disebabkan oleh stres.
- Saraf terjepit
Stres dapat mengurangi sirkulasi
darah di otak secara drastis, sehingga meningkatkan resiko menderita stroke.
Saraf dan pembuluh darah mulai menyusut atau terjepit bersamaan, sehingga
menghalangi pasokan darah, oksigen, nutrisi ke otak, dan menghambat kemampuan
otak untuk dapat menyembuhkan dirinya sendiri dengan lebih cepat.
- Depresi
Stres sangat mempengaruhi pelepasan
endorfin, sehingga membuat kita merasa rendah ataupun marah. Hal ini dapat
menyebabkan depresi manik, di mana seseorang kehilangan harapan dan merasa
bahwa segala sesuatu yang terjadi bertentangan dengan harapannya. Alasan kedua
adalah bahwa stres menyebabkan tingkat kortisol di otak mengalami peningkatan,
yang pada akibatnya mempengaruhi metabolisme secara keseluruhan, sehingga
membuat orang yang depresi cenderung tidak aktif dan mengalami kelesuan.
Satu-satunya cara untuk mengurangi dampak
buruk stres pada otak adalah mengatasi hal-hal yang menyebabkan kita menjadi
tegang. Gaya hidup aktif dan sehat akan memastikan bahwa tubuh menerima
gelombang energi positif. Secara bertahap kita akan mulai merasa jauh lebih
tenang setelah belajar untuk mengeluarkan semua energi yang berlebihan melalui
berolahraga, bermeditasi, dan terlibat dalam kegiatan rekreasi lain yang dapat
membuat diri kita merasa lebih bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar